“Minimal ada sedikit penghargaan yang diberikan Pemkab, mereka ini telah mengangkat nama baik Kabupaten Garut,” ucap Okta, Sabtu (21/09).
Okta menilai, Pemerintah Daerah terkesan tutup mata terhadap kondisi yang ada. Contohnya ibu Kurnaesih atau sapaan akrab mah Enong warga Jalan Mawar Garut Kota, beliau seorang pembatik asli garutan yang saat ini rumahnya terdampak reaktivasi PT KAI.
“Minimal Pemkab bisa fasilitasi buat memberdayakan kreatifnya dalam membatik, supaya berkelanjutan mungkin bisa berikan modal usaha rumahan,” kata Okta.
Ditambahkan Okta, pemenang putri pesona Indonesia yakni Yulia Aisyah Zahra, putri ibu Tati Nuryati warga Desa Hegarmanah, Kecamatan Bayongbong, anak ini sangat berpotensi untuk dikembangkan dan prestasi yang ditorehkan telah mewakili nama baik Kabupaten Garut.
“Garut maju tak terlepas dari peran masyarakatnya dan jangan lupa didalamnya peran perempuan Garut sangat menunjang,” pungkasnya.
Reporter : (Ndy)***
Editor : Firdaus
Komentar ditutup.