“Kita ini sekarang dalam keadaan Syakarotulmaut Perumda ini, sumberdaya manusia acak acakan, kepercayaan publik rendah, seolah-olah Perumda menuju kebangkrutan, padahal pengolahan air diilakukan dengan komersil, semua harus bayar, bahkan yang tunggakan tiga bulan diputus pelayanan, ini sangat kejam Perumda,” ungkap Rudy Kamis (1/8/2019).
Ia mengatakan, ketika masyarakat membutuhan air, dan tidak mengalir, masyarakat tidak melakukan apa-apa. Namun ketika mereka tidak bayar karena air tidak mengalir atau kesal karena servise tidak memuaskan, langsung dicabut oleh Perumda.
“Kedepan, tugas berat ini harus dilakukan dengan gerakan yang besar dari hati dan perbuatan, hal ini juga akan saya lakukan pada pejabat tinggi Pratama, contohnya kelemahan di BPKAD belum sanggup mengikuti keinginan Bupati, membuat anggaran transfaran dengan cara apapun sampai ke DPA, kalau tidak dilakukan, Bupati akan lakukan sendiri,” katanya dengan nada marah.
Ia mengaku, jangankan kegiatan, DPA pun akan saya buka, pertanggungjawabkan kalau ada yang nitip ada-apa, pertanggungjawabkan sendiri oleh PA, supaya semuanya clear, PDAM pun demikian, apa yang terjadi sehingga Dewan Pengawas, Asda II, kabag Ekonomi taka da laporan, dan akhirnya menuju kebangkrutan seperti sekarang ini. Akunya.
Rudy mengingatkan, kepada direksi, pengawas yang baru yang punya kredibilitas dan integritas yang tinggi, agar bisa berkolaborasi satu dengan yang lainnya.
Penulis : (NDY)***
Editor : Firdaus
Komentar ditutup.