Atlet Sepak Takraw Asal Garut Ini Lebih Sering Membela Daerah Lain, Ini Alasannya

FOKUS3,480 views

Hingga sekarang, dirinya terus mengejar prestasi, sebagai atlet tak membuatnya terhalang meskipun harus disibukan dengan pekerjaannya. Resa yang akrab disapa Ezot ini memilih bergelut sebagai atlet sepak takraw dari usia Sekolah Dasar. Ia telah menyumbangkan sejumlah medali pada Cabang Olahraga (Cabor) Sepak Takraw di beberapa kompetisi.

Mochamad Resa

“Saat duduk di bangku SD, saya berada di lingkungan sekolah yang murid-muridnya senang dengan sepak takraw. Waktu di kelas VI, saya sudah ikut berlaga di pentas 02SN mewakili SDN Regol 13 Kian Santang,” ujar Ezot, Jumat (13/12/2024). Ia menambahkan, karena bakat dan semangatnya dalam berlatih, mewakili SMPN 2 Garut, Resa terpilih menjadi siswa yang ikut Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di cabang sepak takraw di Cirebon.

Kala itu ia mengikuti sepak takraw usia dini yang kemudian berlanjut hingga tingkat SMP dan SMA. Ketekunannya membuat dirinya menjadi atlet sepak takraw profesional. Mengaku tidak mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah, Ezot akhirnya lebih banyak membawa nama bendera Kabupaten lain.

“Saat berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) Tahun 2016, saya mewakili atlet Jawa Barat hingga meraih Juara Umum. Selanjutnya ikut di Porda Bekasi, Bogor dan kemarin di Kabupaten Garut dengan menyabet 1 emas, 1 perak dan 2 perunggu. Kalau terakhir main membela Kecamatan Karangpawitan dalam ajang Porkab tingka Kabupaten Garut,” tandas istri dari Elis Dina Mardiana dan ayah Arseli Kalista tersebut.

Dikatakan di Kabupaten Garut belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai, untuk terus mengasah kemampuan fisik dan tekniknya, Resa lebih banyak menghabiskan latihan sepak takraw di halaman SMAN 6 Garut.

“Sampai kini latihannya di luar yakni di halaman SMAN 6 Garut. Sehingga kalau hujan, tidak bisa latihan. Garut belum punya gedung yang bisa digunakan untuk latihan. Oleh sebab itu, kami meminta kepada pemerintah sebuah gedung yang bisa digunakan untuk latihan,” pintanya.

Menurut Ezot, sebenarnya cabor sepak takraw yang diisi para atlet Garut telah mampu berbicara lebih pada segala kompetisi nasional, hanya karena tidak ada dukungan dari pemerintah setempat akhirnya atlet memilih membela daerah lain.

“Saya sendiri saat ini tercatat sebagai pemain sepak takraw Klub Lodaya Bandung dengan menempati posisi Smash. Pernah juga dulu di kontrak oleh Kota Cimahi dan Tasik, namun yang paling lama bersama Kota Bandung,” beber Ezot.

Dirinya berharap, Pemkab Garut agar lebih memberikan perhatian kepada atlet cabor sepak takraw. Karena pembinaan kepada atlet menjadi konsistensi sebagai bentuk upaya keseriusan mencapai kesuksesan untuk membela asal daerah kelahiran sendiri maupun nasional.

“Sungguh merupakan bukti bahwa ketika pembinaan dilakukan secara serius dengan pemeliharaan yang konsisten, ini dapat menjadi motivasi para atlet agar turut memberikan prestasi baik untuk Garut maupun tingkat nasional,” pungkas Mochamad Resa. (*)