HARIANGARUTNEWS.COM -Saat ini banyak yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Fakta ini menimbulkan keresahan pada masyarakat, dan tentu saja persoalan ini harus menjadi atensi yang serius. Jika tidak ditangani dengan sungguh-sungguh maka hal itu dikhawatirkan menghancurkan dunia generasi bangsa. Oleh karena itulah, selain masyarakat, peran serta organisasi profesi harus lebih maksimal yaitu dengan menjadi Penggiat Anti Narkoba.
Demikian disampaikan Ketua DPD Gerakan Anti Narkotika Nusantara Amartha (GANNA) Kabupaten Garut, Igie N. Rukmana S.Kom, saat menyambut baik adanya seorang Dokter yang bergabung menjadi Penggiat Anti Narkoba di DPD GANNA Kabupaten Garut. Dokter umum tersebut yakni dr. Rd. Ghianesya Gantina yang bertugas di UPT. Puskesmas Cilimus Bayongbong.
“Dalam kesempatan ini kami mengapresiasi kepada dokter Ghia yang telah bergabung di Yayasan GANNA untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat terkait bahaya narkoba. Diketahui karena ancaman narkoba telah menyasar ke semua kalangan, maka diperlukan kerjasama antara seluruh steakholder dan organisasi profesi untuk fokus pada Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN),” ungkap Igie, Sabtu (19/11/2023).
Ketua DPD GANNA Garut juga menyebutkan bahwa pilar utama pembangunan SDM sebagai Penggiat Anti Narkoba dan Mitra Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Garut adalah sistem pendidikan, character building, soft skill, juga peran tenaga dan ahli kesehatan dalam pencegahan narkoba, dan program edukasi dengan seluruh elemen/stakeholder. Dalam setiap kegiatannya, kata Igie, pengurus GANNA memberikan penyuluhan dan sosialisasi bahaya narkoba ke sekolah maupun masyarakat.
“Kami membahas tentang aspek penting dalam upaya pencegahan pencegahan narkoba. Hal ini melibatkan upaya untuk memperkuat nilai-nilai, etika, sikap, dan perilaku individu agar mereka lebih mampu menerima keterlibatan dalam penyebaran narkoba dan tindakan terkait narkoba. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengembangan karakter individu dalam P4GN adalah Soft Power Aprroach, Hard Power Aprroach, Smart Power Aprroach, dan Co-operation,” pungkas Igie.
Sementara, dr. Rd. Ghianesya Gantina mengungkapkan, bahwa untuk bisa menjadikan lingkungan yang terbebas dari narkotika, semuanya berawal dari diri sendiri dengan berprilaku hidup sehat, jujur serta memiliki kepedulian terhadap ancaman bahaya narkotika. Melalui sumberdaya yang telah dibina dengan bekal khusus maka tidaklah mungkin bahaya narkotika terhadap masyarakat akan mampu dientaskan.
“Penyalahgunaan narkoba merupakan kejahatan transnasional yang merupakan suatu bentuk kejahatan dengan dampak multidimensi. Sebagai gambaran, ketika seseorang menyalahgunakan narkoba yang hancur bukan dirinya sendiri baik itu kesehatan, ekonomi, hubungan sosial dengan orang lain juga bersifat merusak yang melibatkan keluarga dan orang-orang terdekat. Maka jadilah pribadi yang mampu mengenal diri sendiri, sehingga dapat mengenal pribadi orang lain dan tepat dalam menyesuaikan diri dalam kehidupan,” ungkap Ghia. (Ndy-TN)