Pelaksanaan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar di IAIN Laa Roiba Bogor ini difasilitatori oleh para Dosen KPI IAIN Laa Roiba dan tim Relawan Mafindo Bogor. Kegiatan ini memiliki agenda utama yang dikemas dalam bentuk kelas pelatihan digital dengan materi mengenai edukasi dan pelatihan penginderaan hoax bagi pemilih pemula.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari para pemilih pemula se-Kabupaten Bogor, diantaranya mahasiswa dan mahasiswi dari IAIN Laa Roiba Bogor serta para pelajar SMA/SMK/sederajat yang juga berada di Kabupaten Bogor dan sekitarnya.
Kegiatan juga dihadiri oleh Tim Partnership Program Tular Nalar, Mia Astari, yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa sekolah kebangsaan ini menargetkan 5 kali lipat peserta pemilih pemula dari tahun-tahun sebelumnya, dimana dibutuhkan pula 10 ribu fasilitator, sehingga kampus atau universitas meliputi 70% dari sasaran sebagai sarana meningkatkan literasi digital menuju pemilu 2024, yang juga merupakan sebuah lembaga pendidikan yang dipercaya oleh masyarakat serta tidak terafiliasi dengan partai politik manapun.
Kaprodi KPI IAIN Laa Roiba Bogor sekaligus salah satu PIC Sekolah Kebangsaan Tular Nalar, Siti Lutfi Latifah M.Sos, menyampaikan ucapan terimakasih kepada Tular Nalar karena membuka ruang kerjasama dengan Prodi KPI.
“Kerjasama ini sangat bermanfaat untuk para mahasiswa dan diharapkan mahasiswa setelah mengikuti kegiatan ini bisa mengamalkan dan menyebarkan ilmu yang sudah mereka dapatkan agar lebih banyak lagi masyarakat yang sadar terkait bahaya hoaks sehingga bisa ikut meminimalisir penyebaran hoaks,” ujarnya.
Sementara, Rektor IAIN Laa Roiba Bogor, Dr. Yanti Hasbian Setiawati, M.Pd dalam sambutannya sebelum membuka kegiatan menyampaikan, bahwa acara Sekolah Kebangsaan Tular Nalar ini termasuk acara yang baru pertama kali diselenggarakan di kampus IAIN Laa Roiba
Yanti Hasbian sangat mengapresiasi kelas Sekolah Kebangsaan Tular Nalar yang diadakan oleh Mafindo dan Prodi KPI, sebagai sarana edukasi untuk mahasiswa dalam menghadapi masa Pemilu 2024. Pada kesempatan juga, Yanti Hasbian juga menyinggung bagaimana menjadi pemilih cerdas dengan mengantisipasi informasi hoax dalam Pemilu. (*)