“Senang setelah dua tahun enggak bisa mudik, bisa berlebaran dan berlibur walaupun untuk kesini cukup macet,” ujar Regina.
Padatnya pengunjung dan antrean yang ada membuat pengola harus mengambil kebijakan buka tutup pintu masuk. Hal ini untuk memberikan ruang gerak di obyek wisata tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Agus Ismail mengatakan, jumlah wisatawan membludak tiga sampai empat kali lipat dibanding kunjungan di hari biasa. Dia berharap, kondisi yang baik ini berdampak pada sektor pariwisata, ekonomi dan lainnya.
“Untuk jumlah kunjungan di H+1 sampai H+2 hampir di semua obyek wisata di Garut ini rata-rata 3.000 pengunjung. Untuk hari normal itu weekday biasa 100 sampai 200 pengunjung, weekend 300-500 orang pengunjung. Jadi perbandingannya sekitar tiga sampai empat kali lipat dari hari biasa untuk libur lebaran ini. Mudah-mudahan ini jadi angin segar untuk semua sektor yang ada di Kabupaten Garut,” tandas Agus Ismail.
Untuk mengatasi peningkatan jumlah pengunjung yang signifikan, Disparbud bekerjasama dengan kepolisian mengatur strategi agar tak terjadi kemacetan di sekitar kawasan wisata. Upaya tersebut, kata Agis, di antaranya dengan memberlakukan sistem buka tutup dan kanalisasi parkiran mobil sekitar 500 meter dari tempat wisata.
Sementara, salah seorang pengusaha yakni Manager Sawah Lega Hegar di Kecamatan Sukawening, Budi Hartono, mengungkapkan rasa gembiranya melihat antusiame masyarakat berlibur di masa Lebaran tahun ini. Dia mengatakan hal itu dapat membangkitkan ekonomi para pengusaha yang sempat lesu akibat pandemi Covid-19.
“Hampir dua tahun mereka nggak Lebaran. Jadi tahun ini mereka manfaatkan untuk berlibur ke kampung halaman dan berwisata. Jadi rasa rindu mereka untuk liburan itu ditumpahkan pada komen lebaran tahun ini. Dengan adanya kebijakan pemerintah yang memperbolehkan masyarakat mudik dan tidak adanya penyekatan tentu ini jadi kesempatan baik untuk kami para pengusaha,” ujar Budi saat dihubungi hariangarutnews, Minggu (23/04/2023). (Igie)