Agar bisa terwujudnya hal ini, lanjut Adis, maka para pengurus paguron harus sering melakukan silaturahmi untuk bisa duduk bersamà , saling memberikan masukan satu sama lainnya. Dengan adanya silaturahmi itu juga diharapkan ada presepsi atau sudut pandang yang sama antar sesama perguruan pencak silat.
“Kan sejarahnya pencak silat ini merupakan seni bela diri warisan leluhur dari Melayu dan Unesco telah menetapkan pencak silat ini sebagai budaya warisan leluhur yang patut kita jaga. Di Kabupaten Garut sendiri pencak silat menjadi cabang olah raga yang banyak mengukir prestasi dan menjadi salah satu cabang olah raga unggulan,” tandasnya.
Ketua IPSI Garut mengingatkan, merujuk pada perjalanan sejarah itu bawasannya hanya baju atau identitasnya saja yang membedakan. Diharapakan olehnya konflik-konflik antar perguruan bisa dihindari dengan menjaga silaturahmi. Apabila terjadi sesuatu yang berkaitan dengan perguruan silat, bisa dilokalisir. Bisa diselesaikan di wilayah itu, tidak perlu mengembang dibawa keluar, pungkasnya.
Sementara, Ketua PPLB Dodi, yang didampingi Pendiri PPLB, Atep Pachrudin dan Dewan Pembina PPLB, Jono, mengungkapkan ucapan terima kasih atas penyambutan Ketua IPSI Kabupaten Garut yang telah menyambut hangat di sekretariatnya.
“Terima kasih atas penerimaannya. Banyak pelajaran yang kami petik setelah bertemu dengan beliau. Kami semua merasa bangga dan takjub dengan semua paparan-paparannya. Semoga dengan adanya kegiatan jalinan silaturahmi ini akan tetap terus terjaga dan semakin kompak, dan dapat menebar nilai kebaikan serta melahirkan benih-benih semangat juang untuk pesilat PPLB dalam berprestasi,” ungkap Dodi. (*)
Komentar ditutup.