Dadang juga menjelaskan, bahwa mobil tersebut tidak digunakan atau dirental/travel untuk menjemput pemudik dari luar kota. Bahkan Dadang juga menyayangkan pihak lain yang menyebut bahwa mobil UPK DAPM Banyuresmi jadi travel gelap.
“Seharusnya, konfirmasi dulu sama saya, apa benar dirental atau untuk apa. Ada saksi sopir saya saudara Tatan Sopian, waktu itu, murni saya menjemput anak saya yang sakit di kota Bekasi,” beber Dadang.
Jadi, sambung Dadang, bohong sama sekali tidak ada kejadian mobil DAPM UPK Banyuresmi direntalkan kepada pihak lain atau travel gelap untuk menjemput pemudik di luar kota.
“Tiba-tiba saja dari temen-temen ada yang bilang, ini mobil anu-anu dipakai travel, nah itu yang akan saya tuntut masalah travel-nya itu, bohong sekali itu,” tegas Dadang.
Hal senada diungkapkan Ketua Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Banyuresmi, H Wawan Ridwan S Ag, bahwa tidak benar adanya mobil inventaris UPK DAPM Banyuresmi dipakai travel.
“Tidak ada itu, kami dari BKAD menyangkal karena mobil tersebut adalah mobil kantor dan tidak pernah digunakan travel,” tandas Wawan.
Kejadian kemarin, sambung Ketua BKAD, mobil digunakan Ketua UPK untuk menjemput anaknya yang berprofesi seniman rambut, yang sudah 4 hari sakit di Kota Bekasi.
“Pak Dadang dan sopirnya menjemput anaknya, bukan sebagai travel gelap, karena UPK tidak pernah menggunakan kendaraan tersebut untuk travel, mencari manfaat saat mudik,” jelas Wawan.
Menurutnya, hebohnya kabar yang menyebut mobil dipakai travel itu hoax. Pihaknya selaku BKAD, siap mempertanggungjawabkan keterangan apa yang sebenarnya terjadi.
“Ini hoax, dan kami pertanggungjawabkan apa yang kami sampaikan selaku BKAD Kecamatan Banyuresmi,” pungkasnya. (Irwi)
Komentar ditutup.