Mengenal Sosok “Papap”, Sang Sopir Enam Sekda dan Wakil Bupati Garut

FOKUS1,846 views
Tulisan pada seragam yang sering dikenakannya bukan nama sebenarnya. “Papap”, begitulah orang-orang yang mengenal memanggilnya.

Kini, setelah 22 tahun mengabdikan diri di pemerintahan, bapak yang telah memliki empat anak itu tetap beraktivitas menjadi driver orang nomor dua di Kabupaten Garut. Setiap harinya, Papap hampir tak punya batas waktu dalam pekerjaan. Artinya, dalam rangka tugas, dia bisa dipanggil sembarang waktu. Bisa juga tengah malam atau dini hari.

“Saya mulai kerja sejak tahun 1999, gak pernah kemana-mana, tetap menjadi sopir hingga enam kali ganti Sekda. Pas tahun 2015 saya mulai bersama pak Wakil (Helmi Budiman),” terang papap, Senin (15/02/2021) di kantor Wakil Bupati Garut.

Rasa nyaman, itulah ungkapan yang dia lontarkan. Dia merasa bergaul dengan banyak orang baru, membuat dirinya merasa senang meski kadang harus meninggalkan keluarga. Bahkan, hingga akhir pekan pun, ada saja kegiatan yang dilakukan olehnya. Papap memang cukup familiar di kalangan media, apalagi saat para kuli tinta Garut hendak mewawancarai pimpinannnya itu.

“Kalau hari-hari biasa, saya menemani kegiatan bapak (Wakil Bupati) kecuali saat beliau bersepeda. Walau begitu, tanggungjawab saya sangat berat kepada atasan. Mobil harus bersih terus. Mobil harus dicuci jika ada acara. Mobil tak boleh kotor karena citra pejabat,” katanya.

Papap mengaku, dari penggunaan jasanya itulah membuat dia masih bisa menafkahi keluarganya di Kampung Simpangsari, Desa Mekarsari, Kecamatan Cibalong. Ada 6 Sekda Garut mulai Rachman Ruhendar, Rachmat Sudjana, Ahmad Muttaqien, Hilman Faridz, Wowo Wibowo dan Iman Ali Rahman saat periode kepemimpinan Dede Satibi, Agus Supriadi, Ceng Fikri, hingga Rudy Gunawan, papap kerap menjadi kepercayaan mereka.

“Sering anak-anak saya minta saya berhenti. Tapi, saya tidak mau. Karena saya sudah terbiasa banyak beraktivitas. Kalau begini kan jadi lebih banyak kenal orang-orang baru. Mulai dari pimpinan sampai ke anak buahnya. Saya lebih senang menjaga hubungan sama orang,” tuturnya.

Selama menjalani profesi sebagai sopir pejabat, papap tidak merasa adanya duka. Selalu rasa suka yang dia alami. Duka yang dia rasakan hanyalah jarang berkumpul bersama keluarga terutama kepada isteri. Istrinya Astuti (51) yang berada di Cibalong, hanya bisa bertemu tiap satu bulan sekali.

“Jadi sopir Sekda sudah, jadi sopir Wakil Bupati sedang dijalani, mudah-mudahan periode mendatang bersama pak Helmi saya tinggal meneruskan jadi sopir Bupati,” harap papap seraya tersenyum.

Enam tahun menjadi driver Wakil Bupati Garut, tentunya papap sangat hapal kegiatan-kegiatan yang dilakukan pimpinannya itu. Helmi, kata Dia, begitu sangat dicintai masyarakat Garut. Menurutnya, gaya Ketua DPC PKS Garut tersebut, bahkan menginspirasi para pejabat dan rakyatnya.

“Itu karena pak Helmi sering turun ke lapangan untuk bertemu rakyat. Ia tahu keadaan di masyarakat, dengan mata kepala sendiri. Dari sana, lahirlah kebijakan-kebijakan pro-rakyat. Saya bisa katakan, beliau telah mewariskan standar kepemimpinan di Garut. Bahwa menjadi pemimpin harus bekerja keras, sering turun ke lapangan, mempunyai akar yang kuat di masyarakat. Cerdik mengatasi berbagai kesulitan dan keterbatasan,” pungkasnya. (Igie)

Komentar ditutup.