“Fokus utama adalah keselamatan serta kesehatan atlet dan jajaran Askab, sudah menjadi keharusan dalam situasi pandemi ini, saya mewakili Askab harus mengikuti aturan dan instruksi pemerintah, untuk menerapkan social distancing dan diam dirumah (WFH/Work From Home)”. Paparnya. Rabu (13/05).
Lanjut dijelaskannya, Askab sendiri belum bisa mengambil keputusan apapun terkait wabah virus corona terhadap penyelenggaraan agenda yang sudah direncanakan. Bahkan menurut kabar, PSSI sudah berkoordinasi dengan Kemenpora yang nantinya bakal diteruskan ke Kementerian Kesehatan untuk bisa memberikan arahan terkait keputusan yang seharusnya diambil PSSI.
Sebagai pimpinan Askab, sangatlah penting memikirkan nasib pelatih SSB, Wasit dan juga para pemain sepak bola dan futsal dengan diberhentikannya setiap kegiatan olah raga jelas sangat berdampak bagi penghasilan kehidupan mereka.
“Situasi seperti ini, sangat disayangkan sampai saat ini belum ada pimpinan daerah yang melihat dampak tersebut. Padahal jumlanya juga diatas 1000 orang lebih. Jelas-jelas mereka mengandalkan hidup dari dunia sepak bola”. Jelasnya
Sepak bola Indonesia ikut terseret dalam pusaran krisis, Dikatakan sebagai terdampak “Ya, tentunya” tegasnya, ladang prestasi yang juga tempat mencari nafkah terpenggal. Menjadi Wasit di setiap kompetisi dan menjadi pemain sepak bola dan futsal. Kalau PSSI punya anggaran mungkin sudah terkondisikan untuk memberikan perhatian untuk mereka.
“Kita semua harus mengakui, sedikit banyak eksistensi para atlet juga orang-orang sekelilingnya adalah asset daerah. Kita berharap Pemkab juga KONI bisa sedikit menyisihkan perhatiannya untuk para atlet dan jajarannya, disaat ini kita merasakan mati suri”. Pungkasnya (Bulan)
Komentar ditutup.