Dikatakan Helmi, banyak faktor penyebab masih belum meningkatnya minat baca. Kalau kita melihat karakter kemajuan sebuah bangsa, memang yang paling banyak itu mendengar melalui radio lalu meningkat ke pembaca, memang sekarang ini kita masih dalam rangka meningkatkan taraf minat baca.
“Bisa jadi karena sarana perpustakaan yang masih jarang, para pegiat minat yang ada memang sudah bermunculan tapi ini belum cukup untuk masyarakat Garut yang jumlahnya 2.7 juta atau paling tidak 1 juta,” beber Hemli.
Kaitan dengan peran Bunda Literasi sendiri, lanjut Wabup, baik itu para ibu Camat dan ibu Kepala Desa (Kades) harus memberikan contoh kepada masyarakat untuk membaca. Kemudian ada fasilitas juga untuk membaca, semisal di kantor Camat di kantor Kades atau di rumah Camat dan di rumah Kades, itu ada fasilitas untuk membaca.
Wabup Helmi juga menekankan, dalam sambutannya kepada para istri Camat sebagai Bunda Literasi apabila setelah dilantik, nanti di tingkat kecamatan masing-masing ini tidak hanya simbol, tapi harus betul-betul dipraktekkan dan harus memberikan contoh.
“Jangan sampai nanti, sudah dilantik malah Bunda Literasi tidak hobi baca, pas di rumahnya tak ada buku, ini jangan sampai terjadi demikian. Jadi bagaimana menjadi Bunda Literasi itu memberikan contoh tauladan kepada masyarakat, dorong pak Camatnya untuk menyediakan perpustakaan, paling tidak di rumahnya ada perpustakaan,” kata Wakil Bupati Garut. (Ndy)
Komentar ditutup.