Disbun Jabar Gelar Sosialisasi Gerakan OPT Penggerek Buah Kopi Kepada Petani Kopi Garut

SEPUTAR GARUT967 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Dinas Perkebunan, Balai Perlindungan Perkebunan Provinsi Jawa Barat menggelar Sosialisasi dan Aksi Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Tanaman Kopi (Hama PBKO) di Aula Dusun Kopi Jalan Kawah Papandayan Desa Sirnajaya, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Selasa (10/09).

Hadir Plt Kepala Balai Perlindungan Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Dr Drs H Dudung A Suganda M Si, Ditjenbun Provinsi Jawa Barat, yang diwakili oleh Kasi Teknologi PHT Tanaman Tahunan dan Penyegar, Rony Novianto SP MM dan Heru SP, Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman, Perkebunan Surabaya yang diwakili oleh Kasi Jarlap Anang Susilo SP, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Garut Ir Haeruman SP, Forkopimcam Cisurupan, Kepala Desa serta 300 orang dari 9 Kelompok Tani dari tiga Kecamatan, yakni Kecamatan Cisurupan, Cikajang dan Cigedug.

Pemateri dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berikan sosialisasi OPT Tanaman Kopi kepada petani Garut.

Plt Kepala Balai Perlindungan Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Dr Drs H Dudung A Suganda M Si, menuturkan, OPT ini adalah untuk penggerek buah kopi. Karena kalau tidak dikendalikan akan menurunkan produksi sampai dengan 30%.

“Kalau misal target panen dari sekian pohon 100 kilogram, karena hama penggerek buah kopi, panen hanya kisaran 70kilogram,” ucap Dudung, Selasa (10/09).

Lanjut Dudung, peserta yang ada sekarang ini ada 300 orang dengan target satu orang berbanding 1 hektar, masing-masing secara sampling mengawasi yang satu hektar tersebut. Disiapkan juga perangkap yang namanya Hipotan yakni zat untuk menarik hama agar masuk dalam perangkap masuk ke air dan akan mati.

“Ini tidak menggunakan zat kimia yang beracun, ini agen hayati,” terang Dudung.

Masih kata Dudung, kegiatan sengaja dilakukan diwilayah tiga kecamatan tersebut, karena jumlah petani kopinya cukup banyak. Saya berharap setelah pengendalian ini, hasil kppi bisa meningkat. Hama ini memang hama yang paling serius, karena setiap wilayah di Indonesia hama penggerek buah kopi ini ada, efeknya dapat menurunkan hasil produksi tanaman kopi.

“Di Jawa Barat, Garut ini kan kedua paling banyak arealnya setelah Bandung. Kita juga sampaikan terkait desa organik, karena memang di Garut ada juga Desa Organik di Bayongbong,” beber Dudung.

Dudung berharap, para petani setelah tahu Hipotan ini gunanya seperti apa, mereka akan mandiri dalam pengelolaan pemelihara tanaman kopi. Kegiatan ini akan berkelanjutan, tahun ini sampai bulan Desember sudah terprogramkan. Dia berharap kemandirian para petani kopi di Garut khususnya, bisa mencapai hasil yang maksimal, pungkasnya. (Tegar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *