“Gimana enggak macet bagaimana, terminal kok jadi pasar, kendaraan angkutan jadi nggk bisa masuk,” cetusnya Rabu (10/7).
Lanjut Dadan, kendaraan angkutan penumpang pedesaan atau umum tidak bisa masuk area terminal, hanya bisa menurunkan penumpang diluar area. Angkutan barang pun mereka tidak bisa memarkirkan kendaraan di dalam, hanya bisa menaikkan dan menurunkan barang di luar area pasar atau bahu jalan. Kondisi tersebut diperparah banyaknya delman yang parkir di bahu jalan, banyak bangunan kios menutupi area parkir belakang Pasar.
Hal senada diungkapkan Ujang Saepuloh (27), warga Desa Limbangan Tengah, sejak berubahnya alih fungsi terminal beberapa bulan yang lalu kemacetan hampir terjadi setiap harinya. Harapannya semoga Pemerintah Kabupaten Garut, memberikan solusi terbaik.
“Pemkab Garut bisa memfasilitasi, duduk bersama antara pengelola pasar tradisional dan pasar gotong royong sementara, agar area terminal bisa kembali berfungsi sebagaimana mestinya,” pungkas Ujang. (Acep)
Komentar ditutup.