Kali Pertama Gelar Ujian Semester dan Pentas Seni Secara Terbuka, Ini Harapan Ketua Sanggar Seni Warak Satya

FOKUS2,768 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Dihadiri Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, Sanggar Seni Warak Satya bekerjasama dengan Yayasan Al Masumiyah An Nuriyah Mandiri, gelar Ujian Semester dan Pentas Seni Tradisi bagi para siswa. Acara yang bertemakan “Menuju Generasi Peduli Seni Tradisi” ini dilaksanakan di Kampung Cigandok RT 04/10 Desa Karyamekar Kecamatan Cilawu, Sabtu (21/12/2024).

Hadir dalam kegiatan, Kadisparbud Garut yang diwakili Kabid Kebudayaan Wawan Somarwan, Perwakilan Pengurus PGRI Garut, Pengurus Yayasan, Ketua Sanggar Warak Satya, Yulis Nurparidah S Pd, Penasehat Sanggar Seni Warak Satya, Aa Rahayu, Pemerintah Desa Karyamekar, para juri ujian semester, 35 siswa peserta ujian semester dan orang tua siswa dan warga masyarakat setempat. Acara opening ceremony dimeriahkan oleh siswa binaan Sanggar Seni Warak Satya dengan tampilan rampak gendang.

Apresiasi disampaikan oleh Pemerintah Desa Wanamekar. Dimana saat sekarang ini masih ada pelestarian seni budaya Sunda dalam hal ini dilakukan oleh Sanggar Seni Warak Satya. Ia berharap, seni budaya Sunda ini tetap bisa dilestarikan meskipun saat ini jaman sudah modern. Hal senada disampaikan, Kabid Kebudayaan Disparbud Kabupaten Garut, Wawan Somarwan. Ia menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan kegiatan ujian semester yang digelar Sanggar Seni Warak Satya dan Yayasan Al Masumiyah An Nuriyah Mandiri dalam rangka pelestarian budaya dan melatih para generasi muda di Kabupaten Garut.

Kabid Kebudayaan Wawan Somarwan.

Sementara Ketua Sanggar Seni Warak Satya, Yulis, menyampaikan rasa syukurnya kegiatan ujian semester dan pentas seni tradisi, sesuai agenda bisa dilaksanakan yang langsung dibuka oleh Disparbud Kabupaten Garut.

“Alhamdulillah acara tadi dibuka oleh Disparbud yang diwakili oleh Pak Kabid Kebudayaan dan opening ceremony dengan rampak gendang dimeriahkan oleh anak-anak Sanggar Seni Warak Satya dari tingkat Madya,” ujar Yulis.

Selanjutnya, kata Yulis, acara dilanjutkan dengan ujian atau evaluasi yang merupakan agenda inti kegiatan dengan peserta tunggal dan rampak. Peserta tunggal diikuti oleh perorangan dengan lima katagori, pertama pemula satu dengan jenjang kelas 1 sampai 3 SD. Kemudian pemula 2, kelas 6 sampai 6 SD. Selanjutnya, Madya 1, kelas 1 sampai kelas 3 SD, Madya 2, dari kelas 4 sampai 6 juga diikuti oleh tingkat SMP dan SMA.

“Ada katagori mahir juga, ini bagi yang sudah mendapatkan juara satu di lomba-lomba di luar Sanggar Seni Warak Satya,” jelas Yulis.

Yulis juga mengatakan, dalam kegiatan ujian tersebut dihadirkan juri profesional, ada dari PGRI Kabupaten Garut jurusan seni tari yang juga sekaligus Sekbid Seni dan Budaya. Juri kedua, merupakan simpatisan Sanggar Seni Warak Satya sebagai pecinta dan pemerhati seni tari, terutama Karawitan Sunda.

Ketua Sanggar Seni Warak Satya, Yulis

Hasil dari penilaian para juri, lanjut Yulis, akan ada nominasi Juara 1, 2 dan 3, kemudian Harapan 1, 2 dan 3. Selebihnya para peserta akan diberikan piagam penghargaan sesuai katagori masing-masing. Jadi, kata Yulis ada 3 level yang saat ini mengikuti ujian, yakni Pemula, Madya dan Mahir.

“Untuk katagori Mahir tidak disesuaikan dengan usia, mereka disesuaikan dengan prestasi yang pernah diraih selama ini. Mereka mengikuti lomba-lomba di puar sanggar yang pernah juara satu minimal dua kali, itu masuk ke katagori Mahir,” papar Yulis.

Masih kata Yulis, para peserta ujian ini mereka saat ini diuji untuk melihat hasil dari yang pernah mereka pelajari di sanggar. Minimal telah mengikuti latihan selama tiga bulan, para siswa ini bisa mengikuti ujian.

“Selain seni tari juga, kita ada karawitan vokal dan karawitan kendang, dan selain itu ada juga padalangan. Jadi bukan hanya tari saja. Alhamdulillah banyak juga siswa yang mengikuti yang usia dini. Mulai dari 3 tahun dan tak terhingga sebenarnya. Mereka juga nayaga-nayaga yang sekarang jadi musik livenya adalah jebolan dari Sanggar Seni Warak Satya. Nanti juga akan hadir karawitan vokal juara FTBI Jawa Barat yang Garut sebagai tuan rumah,” katanya.

Yulis menjelaskan, Sanggar Seni Warak Satya menggelar ujian tersebut empat kali dalam satu tahun sama persis di sekolah formal, ada PTS Semester 1, UAS Semester 1. Kemudian, PTS Semester 2 dan UAS Semester 2. Puncaknya dari UAS Semester 2 ini di Bulan Desember seperti yang dilakukan saat ini.

“Setiap tahunnya, untuk evaluasi akhir tahun, setiap Bulan Desember kita akan berkeliling. Kebetulan Sanggar Seni Warak Satya bukan hanya ada di Garut Kota tapi ada di wilayah kecamatan sekitarnya,” tutur Yulis.

Yulis menyebut, ini kali pertama ujian semester dilakukan di panggung terbuka, karena memang sebelum-sebelumnya di gedung tertutup. Kerjasama dengan pihak Yayasan yang kebetulan menitipkan anak didik di Sanggar Seni Warak Satya dan hasil rapat dengan orang tua, sehingga pada saat ini ujian semester digelar di panggung terbuka.

“Alhamdulillah antusias dari Yayasan sangat mendukung pelaksanaan kegiatan ini. Yayasan menyarakan untuk mengelar acara tersebut secara terbuka,” ucapnya.

Yulis berharap, karena selama ini setiap pelaksanaan kegiatan murni swadaya peserta didik di Sanggar Warak Satya. Namun saat ini ia bersyukur pihak pemerintah kabupaten dalam hal ini Disparbud Kabupaten Garut sudah ikut andil memberikan perhatian dengan adanya piagam penghargaan dan piala dari Disparbud Kabupaten Garut.

“Harapan kedepan, bukan hanya swadaya, mungkin pemerintah juga bisa memberikan perhatian, membantu untuk keberlangsungan dan kemajuan peserta didik dengan bentuk apresiasi, pembinaan dan anggaran supaya potensi-potensi warga masyarakat Kabupaten Garut bisa lebih baik kedepannya,” harap Yulis.

Ditempat yang sama, Penasehat Sanggar Seni Warak Satya, Aa Rahayu, menyampaikan ucapan selamat atas digelarnya acara. Selaku penasehat dirinya juga sangat mengapresiasi atas kerja keras Ketua Sanggar Warak Satya yang cukup berhasil dalam membina seni tradisi selama ini.

“Sebagai penasehat, Alhamdulillah, saya sangat mengapresiasi sekali kepada ibu Yulis selaku ketua sanggar untuk kegiatan tahunan ini. Mudah-mudahan kedepan makin mantap dan siswanya makin banyak. Respon dari pemerintah pun saya harap, karena saya selaku penasehat di sanggar juga sebagai ketua Persatuan Padalangan Indonesia Kabupaten Garut, saya harap respon dari pemerintah bisa lebih terutama setelah adanya Pilkada, Bapak Bupati dan Ibu Wakil Bupati Garut terpilih bisa lebih peduli lagi kepada insan-insan seni tradisi terutama yang ada di Kabupaten Garut ini,” kata Aa Rahayu. (Hanny)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *