HARIANGARUTNEWS.COM – Dalam rangka program profesi kebidanan, stase kebidanan komunitas tahun 2025. Mahasiswa Pendidikan Profesi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya menggelar pemaparan inovasi pemberdayaan masyarakat asuhan kebidanan komunitas di Aula UPT Puskesmas Bayongbong, pada Rabu (15/10/2025).
Hadir kesempatan acara, dari jajaran Puskesmas Bayongbong, Kepala UPT, Kasubag TU, Bidan Koordinator, Clinical Instructur (CI), Koordinator Bidan Desa, Program PKPR, Staf Gizi, Kesga UKP, Dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Kepala Desa dan Kasi Kesejahteraan Desa Mulyasari dan para mahasiswa.
Ketua Pelaksana, Yanti Purmayanti, S Tr Keb, menyampaikan, dalam kegiatan ini ada empat inovasi yang dilakukan, pertama Gerakan Remaja Putri Sehat Tidak Anemia (Gejatri Sehati), kedua Siap Antar Jemput Ibu Bersalin (Si Anjelin), ketiga Siapkan Ibu Hamil Cegah Komplikasi (Si Bucin Peka), dan ke-empat Isi Piringku untuk Mencegah Stunting (Sipir Kuning).
Plt. Kepala UPT Puskesmas (Kapus) Bayongbong, Kusyanadi SKM, menyampaikan dukungan dan apresiasi dengan kegiatan dari para Mahasiswa Pendidikan Profesi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yang telah berinovasi dalam hal kesehatan. Ia berharap apa yang dilakukan merupakan upaya bersama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

“Saya ucapkan terima kasih kepada pihak Poltekkes Tasikmalaya yang telah mengarahkan mahasiswa yang sedang mengikuti pendidikan untuk membuat inovasi. Artinya, gagasan kreativitas atau out the box, dari kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya,” ujar Kusyanadi.
Menurutnya, apa yang sudah dipersentasikan para mahasiswa, sangat bermanfaat untuk Puskesmas Bayongbong dan harus ditindaklanjut. Pihak puskesmas kata dia, sudah berkomitmen akan mensosialisasikan secara internal puskesmas, bidan desa dan termasuk lintas program terkait.
“Termasuk juga memfollow-up terkait dengan koordinasi yang sudah dilakukan oleh empat mahasiswa yang menyampaikan inovasi tadi kepada pemerintah desa termasuk juga kecamatan. Supaya gagasan yang sudah dibuat baik ini bisa dilembagakan, dipertahankan dan dilaksanakan untuk implementasinya,” jelas Kapus Bayongbong.
Dalam hal ini, Kusyanadi menyampaikan apresiasi kepada para mahasiswa dan diharapkan menjadi bekal di tempat bertugas atau bekerja, inovasi bisa direflikasi, bukan hanya di Puskesmas Bayongbong yang dijadikan lokasi pembelajaran pembuatan inovasi. Harus dilakukan di tempat di mana bekerja.

“InsyaAllah khususnya di Puskesmas Bayongbong, inovasi ini akan ditindaklanjut. Tentunya ini aspek manfaat, sosialisasi dulu di tingkat puskesmas untuk difahami oleh rekan-rekan, bidan desa dan lintas program terkait. Juga akan dikoordinasikan dengan pemerintah desa, supaya dibantu untuk difollow-up, sehingga bisa dipertanggungjawabkan inovasi-inovasi yang sudah ada,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Dr. Meti Widya Lestari, SST, M.Keb, menyebut bahwa kegiatan yang dilaksanakan merupakan bagian dari pembelajaran stase praktek profesi di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, pada program studi Sarjana Trapan Kebidanan Profesi Bidan.
“Harapannya kami, memang membantu masalah kesehatan, baik yang ada di Desa Mulyasari maupun fi Puskesmas Bayongbong, terkait kesehatan ibu dan anak,” kata Dr. Meti.
Dengan adanya inovasi, lanjut dia, bisa membantu program-program kesehatan yang memang sudah ada di puskesmas. Dengan inovasi tersebut, target dan capaian yang diinginkan puskesmas bisa tereskalasi.
“Kalau ini bisa direflikasi atau diadaptasi oleh daerah lain, kami tentunya akan merasa bangga. Justru ini harapan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya,” katanya.
Dr Meti menambahkan, untuk paparan inovasi yang disampaikan para mahasiswa, secara umum cukup baik. Namun perlu penyempurnaan, koreksi dan masukan dari warga masyarakat yang melaksanakannya, sebagai pemberdayaan.
“Untuk masukannya nanti akan ada tindak lanjut kedepan, baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Sehingga nanti bisa betul-betul diterima dan diterapkan di masyarakat,” pungkasnya. (Ndy)
Komentar