Catatan Redaksi : Jabatan Sekda Sebagai Top Manager Merupakan Puncak Karir ASN di Lingkungan Pemda, Publik Menaruh Perhatian Besar Terhadap Sosok Ini

FOKUS2,368 views

Oleh : Igie N. Rukmana, S.I.Kom| Pimpinan Redaksi Harian Garut News

HARIANGARUTNEWS.COM – Jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) sebagai top manager merupakan puncak karir jabatan ASN di pemerintah daerah. Dari dulu hingga sekarang, jabatan ini cukup seksi sehingga menjadi rebutan dan sorotan publik, tentu hal ini ada positifnya. Selain syarat normatif yang harus mumpuni untuk menjadi calon sekda itu sendiri, juga kemampuan komunikasi politik yang tak kalah melekatnya harus dimiliki oleh kandidat.

Tidak bisa dimungkiri, posisi Sekda adalah titik pusat berbagai tekanan, baik dari sisi politik, administratif, maupun sosial. Seorang Sekda harus mampu menunjukkan karakter yang tenang, terukur, dan tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan sesaat. Ini menjadi kekuatan penting agar roda pemerintahan tetap berjalan stabil di tengah arus kepentingan yang bisa datang silih berganti.

Sebut aja, Iman Alirahman. Mantan Sekda selama tujuh tahun dengan 9 Bupati Garut ini setara populisnya dengan kepala daerah. Terlepas kekurangannya, kemampuan Iman menggawangi dan menyajikan formula di birokrasi sangatlah piawai.

Maka tak heran, sejak ia pensiun pada tahun 2018 lalu, nyaris tak ada sosok lagi seperti dirinya di birokrasi baik sebagai teknokrat ulung, intelektualitasnya dan mahir berkomunikasi dengan berbagai kalangan. Saat menjabat Sekda dulu, Iman juga dikenal adaptif terhadap perubahan zaman. Di tengah gelombang transformasi digital dan reformasi birokrasi, dirinya justru tampil sebagai inisiator perubahan, bukan sekadar pengikut arus.

Ada juga sebelumnya nama Wowo Wibowo, Hilman Fariz dan Mutaqin merupakan mantan Sekda petarung yang memiliki integritas kuat di zamannya. Mereka memiliki pengalaman, kepemimpinan yang mengayomi, integritas, serta ketahanan mental yang dibutuhkan untuk menjalankan amanah besar sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Garut.

Saat ini, jelang mengakhiri lima tahun masa jabatannya sebagai Sekda pada Januari 2026, sosok Nurdin Yana memang cukup layak menduduki jabatan ini dibandingkan dengan lainnya. Birokrasi di tatanan Pemkab Garut saat ini benar-benar sedikit kekurangan asset SDM bertalenta. ASN butuh pemimpin yang bisa dijadikan panutan, bukan hanya karena jabatannya, tapi karena sikap dan keteladanannya. Dalam hal ini, Nurdin telah lama mendapat kepercayaan sebagai pemimpin yang disegani dan dihormati.

Dalam proses penentuan Sekda, publik menaruh perhatian besar terhadap siapa sosok yang akan menduduki jabatan strategis tersebut. Di tengah tantangan Kabupaten Garut yang terus berkembang, mulai dari peningkatan kualitas layanan publik, penataan birokrasi, hingga percepatan digitalisasi, dibutuhkan figur Sekda yang bukan hanya berpengalaman, tetapi juga visioner, tahan tekanan, dan memiliki kemampuan manajerial tingkat tinggi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana, saat memimpin apel gabungan di lapangan Setda.

Nurdin Yana dengan golongan 4E yang setingkat dengan Irjen, patut diandalkan dari jumlah eselon dua lainnya. Dia dinilai mampu memegang kendali kepala dinas, unggul dan piawai dalam berkomunikasi karena jabatanya terstruktur dari bawah. Mulai dari camat, meski hanya sekali menjadi Kepala Dinas hingga Asissten Daerah (Asda). Artinya, berhubungan dengan publik, Nurdin Yana sangat mumpuni pengalamannya, kemampuannya pun diatas rata-rata. Padahal idealnya jabatan sekda, karirnya dimulai dari camat, Kepala Bappeda, Inspektorat dan Asda.

Melihat hingga saat ini belum ada nama yang muncul, Nurdin Yana memang yang paling menonjol dan layak diberikan kepercayaan untuk diperpanjang jabatannya hingga akhir pensiun. Dengan rekam jejak birokrasi yang panjang, integritas yang terjaga, serta kedekatannya dengan berbagai lapisan ASN dan masyarakat, Nurdin Yana dipandang memenuhi seluruh kriteria dalam menunjukkan kualitas dan kelayakan.

“Seksinya” posisi Sekda tersebut tidak hanya menjadi incaran para pejabat karier, tetapi juga para pihak yang ingin ikut “mengatur” Pemda. Para politisi, pejabat tinggi, pengusaha, dan juga anggota dewan, ikut bermain dalam menentukan pejabat tersebut. Kondisi ini hampir terjadi di setiap daerah, tentu juga termasuk Pemerintah Kabupaten Garut.

Ya, jabatan Sekda sesungguhnya mempunyai peran yang sangat penting karena berkewajiban membantu kepala daerah/bupati dalam menyusun kebijakan serta membina hubungan kerja dengan dinas, lembaga teknis dan unit pelaksana lainnya.

Oleh karena itu dengan fungsi yang demikian kompleks maka Sekda sesungguhnya merupakan motor penggerak organisasi pemerintah daerah. Citra Pemkab Garut banyak dijalankan oleh Sekda dalam melaksanakan tugasnya. Melihat saat ini hanya Nurdin Yana yang dinilai mumpuni menjadi “Jendral ASN”, apakah Sekda saat ini akan bersedia melaksanakan peran fungsinya hingga masa jabatannya berakhir sampai November 2026?

Masyarakat menilai, untuk menghabiskan sisa pensiun sampai November 2026, Sekda Nurdin masih akan mampu melaksanakan tugas dan dapat memberikan kontribusi yang besar untuk lebih mendinamisasikan organisasi, serta mampu berkoordinasi dan berkomunikasi secara produktif kepada seluruh institusi, baik internal maupun eksternal dalam menghadapi tantangan tugas-tugas Pemerintah Kabupaten Garut.

Sekda Nurdin telah melalui berbagai level jabatan struktural di lingkungan Pemkab Garut. Ia tidak hanya memahami teknis birokrasi, tetapi juga dinamika sosial dan politik yang menyertai setiap kebijakan publik. Pengalaman tersebut menjadi modal penting dalam mengelola organisasi sebesar yang terdiri dari puluhan perangkat daerah dan ribuan ASN.

Lebih dari sekadar memahami sistem, Nurdin telah menjadi bagian dari solusi dalam berbagai tantangan birokrasi. Ia dikenal cepat dalam mengambil keputusan, cermat dalam analisis kebijakan, dan lugas dalam pelaksanaan program.

Salah satu hal yang membedakan Nurdin Yana dari pejabat lainnya adalah gaya kepemimpinan yang membumi dan mengayomi. Ia mampu menciptakan suasana kerja yang kolaboratif, mendorong prestasi tanpa menimbulkan ketakutan, serta hadir sebagai figur penengah di tengah ketegangan organisasi. Kepemimpinan seperti ini sangat dibutuhkan dalam era birokrasi modern yang menekankan pendekatan humanis dan pelayanan prima.

Bisa saja nanti Bupati Garut Abdusy Syakur memberikan kepercayaannya kepada Nurdin Yana untuk meneruskan jabatan Sekda sampai pensiun di tahun 2026, setelah itu Pemkab Garut akan menyiapkan Sekda baru. Dalam perjalanananya, proses seleksi Sekda harus dimaknai bukan sekadar mengisi kekosongan jabatan, tetapi sebagai kesempatan untuk memperkuat fondasi pemerintahan Kabupaten Garut ke depan. Garut membutuhkan Sekda yang bukan sekadar hadir sebagai administrator, tetapi sebagai pemimpin teknis yang bisa menjaga ritme kerja pemerintahan, mendorong inovasi, dan memperkuat pelayanan publik menuju Garut Hebat.***

Komentar