Biaya Perpisahan di SDN 7 Regol Fantastis, Dinas Pendidikan Garut Respon Keluhan Orang Tua Murid

FOKUS23,566 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Sejumlah orang tua murid di Garut meluapkan keluhan mereka terkait tingginya biaya yang dibebankan untuk acara perpisahan di sekolah. Mereka mengungkapkan bahwa biaya perpisahan yang terlalu mahal membebani keuangan keluarga, terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih sulit.

Salah satu orang tua di SDN Regol 7 Kiansantang Kecamatan Garut Kota, berinisial TA, Senin (10/02/2025) mengungkapkan, bahwa biaya perpisahan yang diminta sekolah melalui Panitia Perpisahan mencapai Rp670.000 per siswa. TA mengatakan pihak sekolah akan menggelar perpisahan bagi siswa kelas 6.

“Kami merasa keberatan, apalagi saya punya lebih dari satu anak yang harus mengikuti acara perpisahan. Biaya ini sangat memberatkan, yang mana uang tersebut untuk keperluan penyewaan hotel, sound system dan artis penghibur,” ujar TA.

Selain itu, TA menyebut biaya perpisahan itu membuat sejumlah ortu siswa kewalahan. Bahkan diakuinya ada ortu siswa yang terpaksa meminjam uang. Menurutnya, masih banyak hal penting lain yang perlu dipersiapkan. Setelah siswa lulus dari sekolah dasar, wali murid juga harus menyiapkan biaya untuk memasukkan anak ke jenjang SMP.

“Saya sendiri yang dengar ada tetangga pinjam uang untuk biayai perpisahan anaknya. Selain bayar biaya perpisahan Rp670 ribu, belum harus bayar Rp300 buat ujian sekolah dan kolektif ke sekolah SMP. Belum lagi kami para orangtua murid diminta menggunakan dresscode khusus saat perpisahan nanti,” ujarnya.

Keluhan orang tua siswa di SDN Regol 7 Garut Kota merasa biaya yang dikenakan sangat tidak sesuai dengan kondisi keuangan mereka. Mereka berharap baik pihak sekolah ataupun Panitia Perpisahan dapat mempertimbangkan kemampuan ekonomi orang tua dalam menentukan besaran biaya untuk acara perpisahan.

““Mungkin bagi orang yang mampu biaya tersebut tidak menjadi masalah, tapi bagi orang yang kurang mampu setelah perpisahan ini, orang tua juga harus menyiapkan biaya untuk anaknya melanjutkan ke SMP. Tentu saja itu juga memerlukan dana. Jadi tolonglah, jangan terlalu memberatkan wali murid dengan biaya perpisahan siswa yang seharusnya dapat dijangkau,” tambahnya.

Selain itu, Keberatan ini bukanlah semata-mata karena wali murid tidak menghargai nilai pentingnya kegiatan perpisahan. Mereka sangat memahami pentingnya momen tersebut sebagai penutup dari masa-masa sekolah dasar yang berharga. Namun, dengan pertimbangan kondisi ekonomi yang sulit dan tanggung jawab keuangan lainnya, mereka berharap agar biaya perpisahan dapat disesuaikan agar dapat dijangkau oleh semua wali murid.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, melalui Kabid SD, Suryana, menyatakan akan segera menyikapi keluhan tersebut dan mengingatkan sekolah-sekolah untuk tidak membebankan biaya yang terlalu tinggi untuk acara perpisahan.

Kabid SD juga mengimbau agar setiap sekolah melibatkan orang tua dalam perencanaan anggaran acara, serta memastikan bahwa biaya yang dibebankan bersifat transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Terkait perpisahan ini kita sudah sering menerima keluhan. Saran kami pihak sekolah sebaiknya bersikap bijak dan mempertimbangkan ekonomi para orangtua. Biaya perpisahan yang dibebankan kepada wali murid, agar tidak ada yang merasa terbebani secara finansial. Apalagi sampai menggunakan biaya mahal karena membuat acara di hotel, ini terang saja sebenarnya membebani orang tua,” ujar Kabid SD.

Suryana menambahkan, biaya perpisahan dapat disesuaikan dengan kemampuan orang tua dan tetap memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk merayakan momen perpisahan dengan sukacita tanpa harus terbebani biaya yang tinggi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *