HARIANGARUTNEWS.COM – Viral, sebuah video memperlihatkan seorang pria sedang mengangkut beras di media sosial. Pria yang saat ditanya beras akan dikirim kemana, Ia menyebut untuk dikirim kepada salah satu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Garut yang akan bertarung di Pilkada 2024. Unggahan tersebut lantas menarik perhatian warganet yang menyoroti aksi pria itu
Diketahui, masyarakat Garut dibuat heboh dengan adanya tumpukan beras di Pool Bus Primajasa, Jalan Jendral Sudirman, Kecamatan Tarogong Kidul. Dalam video tersebut tampak pemandangan tumpukan beras yang tersusun rapi hingga menjulang tinggi ke atas.
Terungkap percakapan dalam video :
T : “Beras buat kemana, kang?”
J : “Buat Pencalonan”
T : “Pencalonan apa?”
J : “Bupati!”
T : “Siapa Bupatinya?”
J : “XXX (Red)”
T : “Jadi buat Bupati XXX?
J : “Iya”
T : “Berapa ton?”
J : “Kurang tahu”
Demikian penggalan dalam video berdurasi 21 detik tersebut.
Setelah dikonfirmasi kepada salah seorang Staff Operasi Primajasa, Dedi, dirinya tidak bersedia memberikan penjelasan dan menyebutkan bahwa kewenangan terkait keberadaan beras hanya pimpinan Pool Primajasa.
“Masalah keberadaan beras akan dikirim kemana silahkan akang bisa langsung ke pak Haji Dian selaku pimpinan kami. Biasanya hari Senin atau Selasa beliau ada di kantor,” ujar Dedi kepada hariangarutnews.com, Sabtu (09/11/2024).
Aksi borong beras untuk dibagi-bagikan kepada masyarakat yang dilakukan jelang Pilkada 2024 dapat menyebabkan kelangkaan beras. Harga komoditas pangan itu pun terancam terkerek. Seperti yang dikutif Alenia.id, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah untuk mewaspadai ancaman kelangkaan beras menjelang pemungutan suara pada 27 November 2024 nanti.
“Kelangkaan terjadi karena bahan pokok, termasuk beras diramal diborong oleh calon kepala daerah yang bertarung guna kepentingan politiknya,” ungkapnya.
Tito mengaku telah menerima informasi ada indikasi kelangkaan beras mulai terjadi di beberapa daerah. Menurutnya, kondisi ini sama dengan saat Pemilihan Legislatif (Pileg). Saat itu, dua pekan sebelum pileg 14 Februari 2024, terjadi kelangkaan beras di beberapa daerah. Salah satu penyebabnya adalah sejumlah caleg memborong beras untuk dibagi-bagikan kepada masyarakat di daerah pemilihan.
“Dulu pernah terjadi, terutama dua minggu sebelum Pileg pada 14 Februari 2024 yang lalu. Kalau kami lihat jejak digitalnya, kelangkaan beras pernah terjadi hampir dua minggu lebih. Setelah itu saya cek kenapa terjadi kelangkaan di beberapa tempat, ya ada yang memborong beras,” ujar Tito.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut, Ridwan Effendi S STP M Si, mengaku belum menerima laporan terkait adanya tumpukan beras di Pool Primajasa tersebut. Ridwan juga mengatakan saat ini harga dan penjualan beras di pasar masih relatif aman terkendali.
“Belum ada laporan, nanti kita selidiki. Kalau terjadi penimbunan Bahan Pokok Penting (Bapokting), ini bisa menjadi urusan aparat penegak hukum. Inspeksi Mendadak (Sidak) secara continue akan kita laksanakan ke pasar-pasar. Secara periodik hampir setiap hari kita melaksanakan monitoring lewat Unit Pelaksana Teknis (UPT), baik harga atau ketersediaan bahan pokok setiap hari dilaporkan. Sejauh ini masih relatif aman terkendali barang masih ada harga masih relatif normal,” pungkas Kadis Disperindag. (*)