Demikian disampaikan Ketua Komunitas Wanita Hebat Garut (Wahegar), Hj. Susi Susilawati S.Pd M.Pd, saat menghadiri acara Pelantikan Ketua Komunitas Silih Asih Kabupaten Garut di Villa Buleud, Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Sabtu (02/12/2023).
“Kebetulan kami bergerak dibidang pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, dan termasuk kegiatan kemanusiaan didalamnya. Kita ingin menjadi pelopor untuk semua perempuan di Garut dan mewakili mereka juga,” ungkap Susi kepada wartawan.
Dalam acara yang diikutinya, Susi berharap semakin banyak komunitas di bidang sosial, termasuk Komunitas Silih Asih, akan semakin saling menguatkan silaturahmi, saling gotong royong, dan saling membantu. Kegiatan di lintas sektor, kata Dia, bukan saja milik pemerintah, bukan monopoli pemerintah, tapi sebagai bagian dari masyarakat, komunitas harus peduli dengan masyarakat lainnya.
“Misal di tahun politik jelang Pemilu 2024 ini semua harus ikut berkontribusi mensukseskan pesta demokrasi yang digelar lima tahunan tersebut. Untuk Wahegar sendiri, kami tidak berkiblat kepada salah satu partai politik manapun. Namun saya sebagai Ketua dan Pendiri Wahegar akan mendukung dan mensupport siapapun yang menjadi pilihan anggota,” ungkapnya.
Susi melanjutkan, saat ini warga Garut harus lebih cerdas dan memiliki SDM yang mumpuni, mempunyai hati nurani mana yang cocok untuk memimpin daerah maupun memimpin indonesia, dan yang paling penting mampu mewakili masyarakat. Karena, kata Susi, kemajuan tingkat pendidikan perempuan, tersedianya kesempatan kerja yang lebih luas bagi perempuan, akan mendorong partisipasi perempuan dalam pembangunan ekonomi meningkat dari waktu ke waktu.
“Melalui berbagai kegiatan yang kami digelar, kami akhirnya mampu membangun sinergitas dengan Pemerintah Kabupaten Garut baik di bidang sosial, pendidikan maupun lainnya. Tak ada pendekatan khusus, Wahegar melakukannya dengan kerja nyata. Tanpa dana hibah dari pemerintah atau sumbangan pihak manapun, dengan cara gotong royong antara anggota Wahegar, kami kerap melakukan aksi sosial untuk masyarakat Garut yang membutuhkan,” bebernya.
Dikatakan Susi, pengurus dan anggota Wahegar terdiri dari berbagai profesi mulai dari ASN, pengusaha, Polri, dokter, kalangan akademisi, dan lainnya. Memiliki ambisi atas karir, kata Susi, merupakan hal yang wajar. Banyak hal bisa ditempuh demi mewujudkannya. Termasuk berada pada lingkungan yang sepenuhnya memiliki persamaan persepsi, semangat meraih, dan bakat alami yang dimiliki perempuan.
“Insya Allah jika sebuah komunitas diisi oleh orang-orang yang punya SDM akan jalan dengan sendirinya tanpa dipecut juga kita bisa bergerak sesuai dengan bidang masing-masing. Di Wahegar itu punya koordinator dalam setiap bidangnya. Mencari orang tepat itu tidak mudah, tetapi kalau di Wahegar kami sudah bisa membuktikannya dan mampu berkolaborasi dengan Pemkab Garut,” tandasnya.
Sebagai sosok yang dianggap sudah lebih dahulu merasakan asam dan garam dunia pendidikan, Susi sering kali membuka diri untuk mendengarkan curhatan adik-adik almamater yang berprofesi sebagai guru.
Banyak sekali yang berkonsultasi baik mengenai keilmuan akademisi, pengalaman penanganan masalah siswa, sampai dengan work life balance. Termasuk dirinya akan menjabat sebagai Ketua KPAI Kabupaten Garut yang akan segera dibentuk.
“Apa lagi saat ini saya ada di Dewan Pendidikan. Saya tahu permasalahan di sekolah-sekolah mengenai kekerasan, bullying, dan segala macam kejadian itu bagian dari pada anak, artinya KPAI harus bertugas disini. Disini juga ada fisiologinya, penelitinya, dokter dan Insya Allah kita bisa bersinergi dengan pemerintah,” ungkap Susi.
Ia menambahkan, belum genap Wahegar berumur satu tahun, tapi dirinya bersyukur sudah bisa disejajarkan dengan lembaga dan komunitas yang lain.
“Wahegar itu berdiri tanggal 2 Maret. Saat launching dulu kami langsung memberikan kado untuk peringatan Hari Jadi Garut (HJG) Ke-210 kepada bapak Bupati berupa Seminar Nasional, dan itu murni biaya dari kita Wahegar dengan mengundang narasumber seorang profesor. Alhamdulillah acara berjalan lancar, itu merupakan titik awal Wahegar bergerak,” pungkasnya. (Igie)