HARIANGARUTNEWS.COM – Yayasan Pendidikan Prima Insani Garut mengadakan kegiatan Parenting Literasi Keluarga dalam rangka peringatan Milangkala ke-21 tahun Prima Insani. Acara dihelat di Gedung Pendopo Garut, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Sabtu (30/9/20230), dihadiri oleh Bupati Garut, Rudy Gunawan.
Bupati Rudy Gunawan dalam sambutannya, mengakui kebutuhan akan peningkatan literasi di Kabupaten Garut. Ia menyoroti pergeseran minat anak-anak dari membaca ke menonton, bahkan di era teknologi saat ini.
“Sekarang anak-anak itu bukan membaca, tapi anak-anak itu adalah menonton, anak saya saja Rizki selalu menonton bukan membaca, dengan alat HP atau alat-alat elektronik lainnya,” ujar Rudy.
Ia menjelaskan pentingnya fokus membaca terhadap satu judul, tema, dan tujuan tertentu, berbeda dengan menonton yang sifatnya hiburan dan mudah diganti-ganti. Menurutnya, kegiatan Prima Insani dapat membantu menumbuhkan kembali minat membaca di kalangan anak-anak.
“Nah oleh sebab itu, Prima Insani ini bagus sekali, bagaimana menumbuhkan kembali anak-anak untuk bisa membaca,” terangnya.
Rudy menyadari bahwa teknologi telah mempermudah kegiatan membaca. Jika dulu, sejumlah peraturan perundang-undangan hanya dapat diakses melalui buku tebal dan berat, kini ribuan informasi dapat diakses melalui satu gawai.
Namun, minat membaca di masyarakat masih minim. Oleh karena itu, ia memberi apresiasi kepada yayasan-yayasan swasta seperti Yayasan Pendidikan Prima Insani Garut, yang turut berperan dalam meningkatkan literasi di Kabupaten Garut.
Ketua Yayasan Pendidikan Prima Insani Garut, Lilis Rostina, menekankan pentingnya literasi dalam memahami informasi di era modern. Ia menyoroti bahwa literasi tak hanya sebatas membaca, tapi juga mencakup kemampuan memahami informasi dari berbagai sumber seperti internet, media sosial, dan buku.
“Selain itu literasi membantu untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik, diperlukan keterlibatan dari berbagai pihak, dalam mengupayakan kemampuan literasi, dimulai dari lingkungan keluarga, satuan pendidikan, dan juga masyarakat,” tuturnya.
Lilis juga menggarisbawahi peran utama keluarga dalam literasi. Ketika anak terbiasa dengan membaca dan menulis di rumah, kebiasaan tersebut akan membekas hingga ke lingkungan lain. Kekhasan literasi juga terletak pada diskusi, di mana orang tua dapat terlibat langsung dalam perkembangan kemampuan literasi anak.
“Perhatian, kasih sayang, keteladanan, dorongan dan keterlibatan langsung orang tua, akan memperkuat kebiasaan, dan perkembangan kemampuan literasi ananda,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Lilis berharap peserta dapat lebih memahami terutama peran orang tua dalam mendorong literasi keluarga sebagai upaya pencegahan kekerasan terhadap anak. (*)