“Kami masih menunggu dari PVMPG, apakah itu (lokasi longsor) aman atau tidak (ditempati),” ujar Camat Neneng, di halaman Pendopo Garut, Selasa (23/05/2023).
Neneng menjelaskan, untuk rumah warga tidak ada yang tertimbun longsoran tanah, namun ada yang tertimpa pohon bambu, dan sudah ditangani.
“Sekarang, kalau mereka masih takut, ya masih ngungsi di keluarganya. Tapi BPBD mempersilahkan kembali ke rumah, kecuali kalau hujan deras, kita menghindarinya, mengungsi,” papar Neneng.
Neneng juga menyebutkan, kerusakan berat akibat longsor tersebut adalah satu unit masjid dan satu unit madrasah, dan kerugian ditaksir mencapai kurang lebih Rp500 juta. Jumlah jiwa korban longsor mencapai 1000 lebih dan kepala keluarga 49 KK yang terdiri dari dua desa.
“Daerah Cisarua dan Parakan ini kan dataran tinggi, cukup rentan terjadi bencana longsor,” pungkas Camat Samarang. (Ndy)