
Ditemui usai berlatih jelang Turnamen Sepakbola Liga Pelajar Piala Kadisdik di Lapangan Sepakbola Trikarya Sukawening, Luki mempunyai tekad besar meraih mimpi walaupun dilahirkan dalam kondisi yang serba terbatas.
Ia anak dari pasangan Iman dan Suryati dari sebuah keluarga yang kurang mampu. Orang tuanya hanya pekerja serabutan sebagai penjual buku-buku doa yang berkeliling ke pelosok daerah.
Orangtua Luki khawatir masa depan Luki akan sama dengan dirinya. Makanya, ibunya berpesan agar Luki rajin belajar dan mengejar cita-cita setinggi-tingginya agar tidak lagi seperti dirinya, dengan turut mewujudkan mimpi Luki menjadi pesepakbola profesional.
Ada rasa haru dan prihatin saat redaksi hariangarutnews.com ikut mengantar Luki pulang ke rumahnya. Tampak keadaan tempat tinggal yang tidak layak huni, dinding-dinding berlubang, juga kesulitan air bersih, karena mereka hanya mengandalkan kiriman air bersih dari pegunungan tiap harinya melalui kolam penampungannya. Meski demikian, Luki bersama kedua orangtua beserta lima saudaranya hanya bisa pasrah bertahan hidup, dengan penuh kekhawatiran karena sewaktu waktu rumah yang mereka tempati, rubuh.
“Mau apa lagi, kondisi kami memang seperti ini. Kakak-kakak Luki semuanya lulusan SD, namun kami ingin Luki terus sekolah dan fokus ke sepakbola biar jadi orang sukses. Awalnya Luki suka main bola di lapangan bawah, hingga akhirnya, ia benar-benar meminta izin kepada kami untuk ikut berlatih di SSB Pratama Putra. Saya hanya berdoa agar kelak impiannya menjadi pemain profesional benar-benar terwujud,’ ungkap Suryati, Minggu (09/04/2023).
Sementara ketua sekaligus pendiri SSB Pratama Putra, H. Barjah mengungkapkan, Luki adalah salah seorang pemain sepakbola yang bermain apik sekaligus memiliki kepercayaan diri tinggi saat beraksi mengolah si kulit bundar di atas lapangan hijau.
“Saya dapat lihat kegigihan Luki untuk meraih mimpinya. Jangan biarkan impiannya pupus karena keterbelakangan ekonomi, kami sudah bantu dengan membebaskan iuran SSB kepada Luki,” ujar H. Barja. (Igie)