Dihimpit Keterbatasan Ekonomi, Luki Asal Sukawening Garut Ingin Wujudkan Mimpi Menjadi Pesepakbola Profesional

FOKUS4,054 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Jarang seorang anak mempunyai mimpi menjadi pemain bola professional. Banyak faktor yang menjadi alasannya, terkait masa depan yang dianggap kurang menjanjikan.

Namun hal itu tak berlaku untuk bocah asal Kampung Sokol RT04/04 Desa Pasanggrahan, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, Luki Muhamad Safara berusia 10 tahun yang masih duduk dibangku kelas 4 SD Negeri Pasanggrahan 6, yang kini berlatih bersama Sekolah Sepak Bola (SSB) Pratama Putra.

Tempat tinggal Luki yang sepatutnya mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah.

Ditemui usai berlatih jelang Turnamen Sepakbola Liga Pelajar Piala Kadisdik di Lapangan Sepakbola Trikarya Sukawening, Luki mempunyai tekad besar meraih mimpi walaupun dilahirkan dalam kondisi yang serba terbatas.

Ia anak dari pasangan Iman dan Suryati dari sebuah keluarga yang kurang mampu. Orang tuanya hanya pekerja serabutan sebagai penjual buku-buku doa yang berkeliling ke pelosok daerah.

Orangtua Luki khawatir masa depan Luki akan sama dengan dirinya. Makanya, ibunya berpesan agar Luki rajin belajar dan mengejar cita-cita setinggi-tingginya agar tidak lagi seperti dirinya, dengan turut mewujudkan mimpi Luki menjadi pesepakbola profesional.

Meski dalam kondisi serba kekurangan, kedua orang tua Luki ingin berusaha mewujudkan mimpi Luki menjadi pesepakbola profesional.

Ada rasa haru dan prihatin saat redaksi hariangarutnews.com ikut mengantar Luki pulang ke rumahnya. Tampak keadaan tempat tinggal yang tidak layak huni, dinding-dinding berlubang, juga kesulitan air bersih, karena mereka hanya mengandalkan kiriman air bersih dari pegunungan tiap harinya melalui kolam penampungannya. Meski demikian, Luki bersama kedua orangtua beserta lima saudaranya hanya bisa pasrah bertahan hidup, dengan penuh kekhawatiran karena sewaktu waktu rumah yang mereka tempati, rubuh.

“Mau apa lagi, kondisi kami memang seperti ini. Kakak-kakak Luki semuanya lulusan SD, namun kami ingin Luki terus sekolah dan fokus ke sepakbola biar jadi orang sukses. Awalnya Luki suka main bola di lapangan bawah, hingga akhirnya, ia benar-benar meminta izin kepada kami untuk ikut berlatih di SSB Pratama Putra. Saya hanya berdoa agar kelak impiannya menjadi pemain profesional benar-benar terwujud,’ ungkap Suryati, Minggu (09/04/2023).

MCK tidak layak ini mengandalkan saluran air dari pegunungan dengan beban Rp400 ribu per bulan, merupakan tempat Luki dan keluarganya membersihkan diri dan pakaian.

Sementara ketua sekaligus pendiri SSB Pratama Putra, H. Barjah mengungkapkan, Luki adalah salah seorang pemain sepakbola yang bermain apik sekaligus memiliki kepercayaan diri tinggi saat beraksi mengolah si kulit bundar di atas lapangan hijau.

“Saya dapat lihat kegigihan Luki untuk meraih mimpinya. Jangan biarkan impiannya pupus karena keterbelakangan ekonomi, kami sudah bantu dengan membebaskan iuran SSB kepada Luki,” ujar H. Barja. (Igie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *