Beberapa waktu lalu, Ketua DPC PAMMI Kab. Garut, Anting Irawan mengundang sekitar 200 insan seni musik dangdut dan entertaiment se-kabupaten Garut yang dihadiri Kadisbudpar Pemkab Garut dan Binmas Polres Garut. Pertemuan tersebut menjadi ajang silaturahmi para insan seni musik dangdut dan entertaiment dalam rangka koordinasi dan sinergitas para pelaku seni musik kabupaten Garut menuju Garut bertaqwa, maju da sejahtera.
“Ya kami merasa terusik karena profesi wanita yang tersandung kasus itu disebut-sebut sebagai biduan. Sementara profesi itu tak lepas dari profesi di organisasi kami”, ujar Anting, Kamis (28/8/2019).
Setelah dilakukan penelusuran, imbuhnya, wanitia yang berinisial V tersebeut tidak berada dibawah binaan PAMMI Garut, bahkan menurut para insan seni mereka tidak mengenalnya. Namun sekalipun demikian, kejadian tersebut menjadi hikmah dan menjadi gambaran bagi para insan seni untuk berhati-hati dalam pergaulan, termasuk dalam penamilan saat manggung. “Ada baiknya juga untuk hikmah penggiat insan seni agar lebih berpenampilan sesuai norma yang ada”, kata Anting.
Anting pun tak menyangkal jika perkembangan seni musik dangdut di Garut khususnya begitu semarak dimana-mana. Banyak penyanyi bermunculan menjadi artis panggung dadakan. Karena memiliki kepercayaan diri dan suara yang lumayan, akhirnya para penyanyi dadakan tersebut menjadi langganan dan kerap manggung diacara hajatan ataupun acara lainnya. “Biasanya untuk mengasah kemampuan dan menambah wawasan, mereka akan bergabung di bawah PAMMI. Tentunya kami melakukan pembinaan baik dalam urusan tarik suara maupun pergaulan”, tegasnya.
Usai acara silaturahmi yang digelar DPC PAMMI Garut itu, dilakukan pembacaan ikrar dan ditandatangani mulai dari perwakilan artis, perwakilan MC, dan perwakilan musisi. (tea)**
Komentar ditutup.