HARIANGARUTNEWS.COM – Reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut yang saat ini tengah terus dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), dikeluhkan masyarakat yang berada tepat di pinggir perlintasan kereta api. Soalnya, dalam proses pekerjaannya tidak melibatkan masyarakat setempat melainkan melibatkan pekerja dari luar daerah.
Seperti halnya warga Kampung Cibodas, Desa Keresek, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, dalam proses pelaksanaan reaktivasi jalur perlintasan hanya menjadi penonton tanpa ikut dilibatkan mejadi pekerja. Padahal, masyarakat setempat bisa dlibatkan dalam pekerjaan untuk membuat saluran air yang saat ini tengah dilakukan.
“Kami bersama warga lainnya hanya menjadi penonton saja. Padahal, banyak warga yang bisa dilibatkan dalam proses penggalian untuk saluran air,” ujar Mahfudin (48) warga Cibodas, Kamis (11/07) saat ditemui dilokasi pembangunan rel kereta api jurusan Cibatu-Garut.
Dikatakan Mahfudin, seharusnya dalam proses pelaksanaan pembangunan rel baru, PT KAI melibatkan warga setempat untuk dijadikan pekerja lepas. Jangan sampai semua pekerjaan melibatkan dari luar daerah.
“Lingkungan setempat bisa dilibatkan dalam pekerjaan, ini bisa membantu angka pengangguran, tetapi kenyataannya semua pekerja kebanyakan dari luar daerah,” tegasnya.
Ia juga menuturkan, dalam pembuatan saluran air, misalnya, ditemukan oleh warga ada sambungan pipa yang tidak dilakukan pengelasan, padahal dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) biaya untuk pengelasan itu tercantum. Bukan dipersoalkan pengelasannya, melainkan dampaknya nanti jika ada air yang deras kemungkinan tidak akan kuat menahan dan bisa terjadi ambrol.
“Kami juga hawatir pipa yang sudah dipasang tanpa dilakukan pengelasan dalam sambungan akan berdampak terhadap bencana. Pengerjaannya seolah seperti asal-asalan,” cetusnya.
Apud mengaku, sudah beberapa kali bernegosiasi dengan pihak pemborong agar masyarakat setempat dilibatkan dalam pekerjaan pembuata saluran air. Namun hingga saat ini belum ada respon baik dari mereka.
“Heran kenapa pekerjaan yang ringan saja melibatkan orang luar daerah Cibatu, padahal pekerja di sini banyak,” pungkasnya. (Daus)