Makanan Sehat Tidak Perlu Mahal

SEPUTAR GARUT5,430 views

Pakar gizi dan kesehatan Dr Tan Shot Yen mengatakan, menu sehat bagi keluarga tidak harus mahal dan dapat diambil dari berbagai bahan yang ada di sekitar lingkungan.

“Ciri pertama makanan yang sehat itu adalah semakin dekat dengan bentuk aslinya di alam. Jadi, kalau ada gulai ayam dan sosis ayam maka gulai ayam jelas lebih sehat karena Tuhan tidak pernah menciptakan sosis ayam,” dikutip dari Antara, Jumat (19/4/2019).

Menurutnya, ada pandangan yang keliru selama ini yang menyatakan jangan makan telur karena kolesterol, jangan makan hasil laut karena tinggi kolesterol, dan jangan makan sayur karena asam urat.

“Padahal semua hasil bumi Indonesia mulai dari hasil laut hingga sayur dan hasil pertanian adalah yang terbaik kualitasnya namun selama ini dikirim ke luar negeri dinikmati orang luar,” kata dia.

Ia memberi contoh, sayuran yang dapat dikonsumsi langsung dan mudah didapat mulai dari daun kemangi, terung bulat, tomat, mentimun, daun kedondong, kacang panjang, selada, dan leunca. Menurutnya, dalam makanan yang sehat zat yang terkandung juga harus seimbang meliputi karbohidrat, protein, dan lemak.

“Karbohidrat yang baik itu bukan rafinasi, masih kaya antioksidan, lambat dicerna jadi gula, dan kaya akan serat,” kata dia.

Selanjutnya, makanan yang baik harus mengandung percikan lemak sehat terutama yang berasal dari ikan laut dalam, kelapa kemiri, kacang-kacangan,hingga alpukat. Lalu, unsur proteinnya juga harus ada, berasal dari telur, tempe, jamur, ayam dan makanan laut lainnya.

Ia mengingatkan, masakan yang enak dan aman adalah yang dimasak dengan cara pepes, sup, soto, pesmol, tim, arsik, dan pangek. “Bukan digoreng dan kalau dibakar bungkus dengan daun sehingga yang terkena api langsung adalah daunnya,” ujar dia.

Menurutnya, ketika makanan digoreng, lemak sehat berupa omega tiga yang terkandung di dalamnya jadi hilang atau rusak dan berubah jadi lemak trans. “Kalau dibakar langsung akan membentuk radikal bebas berupa advanced lipid oxidation end products yang memicu kerusakan sel,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *