Konvergensi Media dan Etika Informasi : Komunikasi dan Penyiaran Islam IAI-N Laa Roiba Gelar Jurnalis Fair 2025

FOKUS1,402 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, Institut Agama Islam Nasional (IAI-N) Laa Roiba Bogor, sukses menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Jurnalisme Konvergensi dan Masa Depan Informasi di Indonesia”, yang menjadi puncak dari rangkaian kegiatan Jurnalis Fair 2025.

Bertempat di Aula Pascasarjana IAI-N Laa Roiba, kegiatan ini menjadi ruang reflektif sekaligus edukatif bagi mahasiswa dan insan muda media untuk memahami arah jurnalisme masa depan dalam lanskap media yang terus berubah.
Dalam sambutannya, Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Siti Lutfi Latifah, M.Sos menyampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai wadah untuk membangun kesadaran bersama tentang peran strategis generasi muda dalam praktik jurnalisme yang adaptif, etis, dan inklusif.

“Kami memandang jurnalisme bukan hanya sebagai profesi teknis, tetapi sebagai medan dakwah kultural—yang menyuarakan nilai, menjaga integritas, dan membangun kesadaran kritis publik,” ungkapnya.

Kegiatan ini dirancang dengan lima tujuan utama, yaitu mendorong partisipasi aktif generasi muda dalam pengembangan jurnalisme yang adaptif terhadap konvergensi media; mengasah keterampilan jurnalistik dalam format tulis, visual, dan digital; menumbuhkan kesadaran akan keberagaman dan tanggung jawab sosial; menyediakan ruang ekspresi kreatif untuk menjawab tantangan informasi digital; serta melahirkan calon jurnalis muda yang visioner dan beretika.

Tiga narasumber nasional dihadirkan dalam seminar ini, masing-masing menyampaikan pandangan strategis dan pengalaman lapangan dalam menghadapi transformasi dunia media. Hidayatul Mulyadi, Video Jurnalis KompasTV, menekankan pentingnya menjaga empati dalam kerja jurnalistik di tengah dominasi teknologi dan AI. Menurutnya, meski AI bisa menjadi alat bantu, namun tidak mampu menggantikan sentuhan kemanusiaan yang menjadi ruh jurnalisme.

Risna Rahayu, eks Jurnalis Okezone, membagikan tantangan kompetensi jurnalis era kini—mulai dari keterampilan multiplatform, video pendek untuk media sosial, pemahaman algoritma, hingga kemampuan membaca performa konten. Ia menyebut bahwa jurnalis kini tidak hanya menulis, tapi juga perlu memahami ekosistem digital secara menyeluruh.
Sementara itu, Sabir Laluhu, jurnalis dan penulis, mengangkat sisi reflektif dari dampak konvergensi terhadap nasib media dan jurnalis itu sendiri. Ia menekankan bahwa konvergensi tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang pilihan nilai dan ketahanan identitas profesi.

“Jurnalisme yang bertahan adalah jurnalisme yang lahir dari panggilan hati, bukan sekadar pekerjaan,” tegasnya.

Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 120 peserta aktif, termasuk perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus, di antaranya INU Tasikmalaya, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, KPI Muhammad Natsir Bekasi, Universitas Riau, hingga Universitas Airlangga, Politeknik Negeri Semarang dll, termasuk Aliansi KPI Bergerak yang mendukung jaringan kolaboratif lintas kampus.

Sebagai bagian dari rangkaian Jurnalis Fair, sebelumnya telah digelar empat cabang lomba yaitu: Penulisan Feature, News Reporting, Desain Poster, dan Fotografi. Final lomba News Reporting dan pengumuman pemenang dilaksanakan bertepatan dengan hari seminar.

Beberapa nama yang berhasil meraih juara pertama antara lain: Rafliansyah dari IAI Nasional Laa Roiba Bogor (Feature Writing), Zaidan Fadhlurrahman dari Universitas Ibn Khaldun Bogor (Fotografi), Selvi Andini dari Universitas Riau (News Reporting), dan Muhammad Fahrurrozi Mubarok dari STID Mohammad Natsir (Desain Poster).

Kegiatan ini menjadi wujud komitmen KPI IAI-N Laa Roiba Bogor dan seluruh jejaring mahasiswa KPI untuk memperkuat kapasitas jurnalisme kritis dan bertanggung jawab, serta membekali generasi muda agar mampu menjadi aktor strategis dalam menghadapi masa depan informasi yang semakin kompleks.

Komentar