Sebut Ada Oligarki dan Dua Matahari Terbit, Ketum FPPG Desak Bupati Garut Lakukan Mutasi Besar-Besaran di RSUD dr. Slamet

FOKUS1,828 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Guna meningkatkan pelayanan, pada Kamis (13/03/2025) lalu, RSUD dr. Slamet menggelar kegiatan pelatihan Service Excellence di Ruang Rapat Unit Organisasi Bersifat Khusus (UOBK) RSUD dr. Slamet Garut, Kecamatan Tarogong Kidul.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Forum Pemuda Peduli Garut (FPPG) Kabupaten Garut, Asep Nurjaman berharap, selain RSU menggelar pelatihan Service Excellence guna meningkatkan mutu berbagai pelayanan, yang paling utama adalah, kata Asep, menghilangkan ego sektoral dan memangkas birokrasi yang berbelit.

“Lebih jauh lagi, beberapa waktu lalu Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) mendorong seluruh perangkat pemerintah untuk mengintegrasikan sistem peningkatan pelayanan publik. Prinsip integrasi penting untuk memupus ego sektoral antar pemberi layanan sehingga mampu memangkas birokrasi yang berbelit, ribet, dan panjang. Juga memupuk kerja sama dan sharing data,” papar Asep Nurjaman.

Saat ini, lanjut Asep, dalam manajemen RSUD dr. Slamet pihaknya mengendus adanya aroma Oligarki yang dimana posisinya minoritas namun memiliki kekuasaan dan kekuatan signifikan atas sumber daya, ekonomi, dan kebijakan-kebijakan rumah sakit tersebut.

“Seperti ada dua matahari terbit. Di belakang Direktur ada sutradara yang lihai membuat skenario-skenario yang baik namun juga sekaligus menghancurkan. Kalau hal ini terus terjadi maka prinsip pelayanan yakni keterpaduan, berdayaguna, koordinasi, akuntabel, aksesibilitas, dan kenyamanan tidak akan pernah tercapai,” beber Ketum FPPG, Senin (17/03/2025).

Nah, kata Asep, berani tidak Pemerintah Kabupaten Garut di bawah kepemimpinan Bupati Syakur melakukan mutasi dan rotasi besar-besaran di lingkungan birokrasi RSU. Masalahnya, kata Asep, pelayanan perlu memberikan suasana yang nyaman dan kepastian mengenai pelayanan yang dilakukan. Pelatihan Service Excellence ini, imbuhnya, harus memperhatikan banyak hal agar pelayanan publik yang modern benar-benar terbangun. Asep berpesan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik harus bisa memenuhi kebutuhan masyarakat namun sekaligus mengantisipasi ekspektasi masyarakat yang dinamis.

“Perlu dievaluasi untuk melakukan perbaikan sehingga RSUD dr. Slamet mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui reformasi birokrasi secara menyeluruh, kalau perlu lakukan mutasi besar-besaran dengan menghilangkan satu generasi manajemen di rumah sakit tersebut. Langkah ini diharapkan mampu memberikan penyegaran jabatan guna meningkatkan efektivitas birokrasi di RSU itu sendiri,” tandasnya.

Ketum FPPG mengungkapkan, pelayanan mengacu pada integritas, profesionalisme, sinergi dan kesempurnaan. Selain memegang teguh nilai-nilai tersebut dalam diri, perlu memperhatikan hal-hal kecil yang ada pada sekitar dan mengubah menjadi hal yang lebih baik lagi.

“Kita sedang hidup dalam waktu perubahan yang sangat cepat, ada hal-hal yang datang dan pergi begitu cepat, ketika suatu pergerakan yang baru lahir maka pergerakan yang lama mati, metode yang baru muncul yang lama menjadi tidak efektif lagi, begitu juga dengan ungkapan perubahan, yang baru akan menjadi pusat perhatian, sementara yang lama menjadi tradisi yang kosong. Kebanyakan kita takut pada perubahan karena kenyamanan pada kebiasaan dan tradisi mereka, sebagian pemimpin takut merubah paradigma hanya karena “dengan cara begitulah” mereka tahu mengerjakan sesuatu. Perubahan adalah hal yang tak mungkin dapat dihindari, karena kita perlu pemulihan. Maka tidak salah mengutip filsuf Yunani, Heraclitus, satu-satunya hal yang konstan di dunia ini adalah perubahan,” pungkasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *