Penerapan Strategi Public Relations dalam Membangun Personal Branding Influencer melalui TikTok

FOKUS62 views

Oleh : Fatima Hafsyah | Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informasi Universitas Garut

Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat menjadikan media sosial sebagai ruang strategis dalam membangun citra dan reputasi diri. Salah satu platform yang memiliki pengaruh besar dalam hal ini adalah TikTok. Platform tersebut tidak hanya menjadi media hiburan, tetapi juga wadah bagi individu untuk mengembangkan personal branding dan memperluas jangkauan komunikasi dengan publik. Dalam konteks ilmu Public Relations (PR), peran seorang influencer di media sosial memiliki relevansi yang kuat. Influencer berfungsi sebagai komunikator digital yang mengelola citra diri, menyampaikan pesan tertentu, dan membangun hubungan dengan audiens. Oleh karena itu, pengalaman menjadi influencer dapat dilihat sebagai bentuk penerapan langsung dari prinsip-prinsip komunikasi PR di ranah digital.

Peran Influencer dalam Komunikasi Digital

Seorang influencer tidak hanya berperan sebagai pembuat konten, tetapi juga sebagai pengelola citra dan reputasi di ruang digital. Melalui konten yang dibuat, seorang influencer menjadi jembatan komunikasi antara pesan yang ingin disampaikan dan audiens yang dituju. Dalam konteks ini, influencer berperan sebagai komunikator strategis yang mampu membentuk persepsi publik terhadap dirinya maupun terhadap isu atau nilai tertentu yang diangkat. Peran tersebut menuntut kemampuan untuk memahami karakteristik audiens, menentukan gaya komunikasi yang sesuai, serta menjaga kredibilitas dan konsistensi pesan. Hal ini sejalan dengan peran praktisi Public Relations dalam membangun dan memelihara hubungan positif antara organisasi atau individu dengan publiknya.

Sejalan dengan penelitian Ardian (2022) tentang Dramaturgy Study of TikToker @Toyib Alwi menunjukkan bahwa influencer tidak hanya berperan sebagai pembuat konten, tetapi juga sebagai komunikator yang secara sadar membangun citra melalui penampilan diri yang konsisten dan autentik.

Strategi Membangun Personal Branding

Membangun personal branding melalui TikTok memerlukan strategi komunikasi yang matang. Strategi utama yang digunakan adalah konsistensi pesan dan keaslian (authenticity) dalam setiap konten. Citra yang kuat terbentuk bukan hanya karena sering muncul di media sosial, tetapi karena adanya kesesuaian antara nilai yang disampaikan dengan kepribadian yang ditunjukkan. Selain itu, penggunaan storytelling menjadi bagian penting dalam membangun kedekatan emosional dengan audiens. Setiap konten perlu memiliki nilai atau pesan yang bermakna, bukan sekadar mengikuti tren. Dengan demikian, personal branding yang terbentuk dapat memiliki fondasi yang kuat dan berkelanjutan.

Hal ini sejalan dengan temuan Rahmawati (2022) yang menjelaskan bahwa personal branding di TikTok terbentuk melalui konsistensi tema konten dan interaksi aktif dengan audiens. Strategi ini memperkuat hubungan emosional antara kreator dan pengikutnya.

Penerapan Prinsip-Prinsip Public Relations

Prinsip dasar Public Relations seperti komunikasi dua arah, transparansi pesan, dan pengelolaan hubungan dengan publik dapat diterapkan dalam aktivitas influencer di media sosial. Seorang influencer dituntut untuk aktif berinteraksi dengan audiens, merespons tanggapan dengan sopan, serta menjaga komunikasi yang terbuka. Dalam praktiknya, influencer juga harus mampu mengelola citra positif, membangun kepercayaan publik, serta menyampaikan pesan yang relevan dan bermanfaat. Dengan demikian, peran PR dalam konteks digital tidak hanya sekadar promosi, melainkan membentuk hubungan jangka panjang berbasis kepercayaan dan nilai.

Sebagaimana dijelaskan oleh Wahyu dkk. (2023) dalam penelitiannya tentang strategi public relations Tasya Farasya, komunikasi dua arah yang responsif menjadi faktor penting dalam membangun kepercayaan publik dan citra positif di ruang digital.

Hasil dan Dampak yang Dihasilkan

Dalam penerapannya, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi. Tantangan utama adalah menjaga keseimbangan antara mengikuti tren dan mempertahankan identitas diri. Mengikuti tren memang penting untuk menjangkau audiens yang lebih luas, tetapi terlalu menyesuaikan diri dengan tren dapat menghilangkan ciri khas pribadi. Solusinya adalah melakukan adaptasi dengan menyesuaikan tren terhadap nilai dan gaya komunikasi yang telah dibangun. Selain itu, menjaga konsistensi konten juga menjadi tantangan tersendiri. Proses kreatif yang panjang seringkali menimbulkan kejenuhan. Oleh karena itu, perencanaan konten yang terstruktur serta evaluasi rutin terhadap respons audiens menjadi langkah penting untuk memastikan keberlanjutan komunikasi yang efektif.

Temuan ini juga mendukung hasil penelitian Sari (2023) yang menyebutkan bahwa gaya komunikasi yang konsisten dan khas memperkuat persepsi positif audiens terhadap personal branding seorang influencer.

Kesimpulan

Penerapan prinsip-prinsip Public Relations dalam aktivitas influencer di TikTok menunjukkan bahwa dunia digital memiliki keterkaitan yang erat dengan teori komunikasi strategis. Influencer tidak hanya berfungsi sebagai pembuat konten, tetapi juga sebagai praktisi PR yang mengelola hubungan dengan publik, membangun kepercayaan, dan membentuk citra positif. Melalui strategi yang konsisten, pesan yang autentik, serta penerapan prinsip komunikasi dua arah, personal branding dapat dibangun secara profesional dan berkelanjutan. Dengan demikian, media sosial khususnya TikTok menjadi sarana efektif dalam memperkuat identitas dan reputasi di era komunikasi digital. ***

Komentar