Membangun Profesionalisme PR melalui Keterampilan Digital sebagai Sosial Media Spesialist

FOKUS206 views

Oleh: Arti Izmadilla | Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informasi, Universitas Garut

HARIANGARUTNEWS.COM – Pada era digital masa kini, profesi Public Relations (PR) telah mengalami perluasan peran yang tidak lagi terbatas pada interaksi dengan media konvensional. Kemajuan teknologi dan kehadiran media sosial telah merevolusi cara berkomunikasi, sehingga menuntut para praktisi PR untuk memiliki dan mengembangkan kompetensi digital sebagai bagian dari profesionalisme mereka.

Dalam konteks ini, posisi Social Media Specialist memegang peranan strategis dalam mengelola citra dan reputasi merek, meningkatkan keterlibatan audiens, serta menangani situasi krisis secara cepat dan efektif. Artikel ini membahas bagaimana penguasaan keterampilan digital berkontribusi terhadap pembentukan profesionalisme dalam bidang PR, dengan merujuk pada berbagai hasil penelitian dari jurnal-jurnal ilmiah.

Tantangan PR di Era Digital

Profesi Public Relations kini telah mengalami perubahan signifikan dari komunikasi yang bersifat satu arah menuju pendekatan yang interaktif serta berorientasi pada data. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Suryasuciramdhan, dkk 2025) dalam Jurnal Komunika Islamika: Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Kajian Islam, 11(2), 63-78. Transformasi media dalam bidang Public Relations pada era digital mencakup peralihan menuju pemanfaatan media sosial, diversifikasi strategi komunikasi, penguatan kompetensi digital, serta peningkatan fokus terhadap interaksi dan keterlibatan dengan publik. Temuan penelitian ini memberikan perspektif baru mengenai bagaimana para praktisi PR dapat mengoptimalkan potensi berbagai platform digital guna membangun hubungan yang kokoh dan berkesinambungan dengan publik di tengah dinamika komunikasi modern.

Keterampilan digital meliputi analitik data, content creation, dan manajemen krisis online. Sebuah studi oleh (Prasojo, R. 2024), Studi ini menyoroti berbagai manfaat sekaligus tantangan yang muncul dari penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam bidang Public Relations, serta implikasinya terhadap perkembangan profesi di masa mendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi AI secara strategis dapat memperkuat efektivitas praktik PR, namun penerapannya memerlukan perencanaan yang matang serta pertimbangan yang cermat agar potensi teknologi tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.

Peran Social Media Specialist dalam PR

Dalam ranah komunikasi digital masa kini, terjadi konvergensi peran yang signifikan antara fungsi Public Relations (PR) dan aktivitas pengelolaan media sosial. Profesi Social Media Specialist kini menempati posisi strategis sebagai mitra kolaboratif sekaligus pelaksana teknis yang berperan penting dalam mendukung efektivitas strategi komunikasi PR.

Sebagai seorang Social Media Specialist, praktisi Public Relations dituntut untuk memiliki kemampuan multitugas yang tinggi, mencakup proses pembuatan konten yang kreatif hingga pemantauan dan analisis sentimen publik secara berkelanjutan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Xiayu, S., dkk 2024), peran krusial media sosial dan berbagai platform daring dalam memunculkan serta mengelola situasi krisis. Seperti penerapan sistem deteksi dini, protokol tanggapan cepat, komunikasi yang transparan melalui seluruh saluran informasi, serta keterlibatan aktif para pemangku kepentingan dalam proses manajemen krisis. Ini tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga membuka peluang karir, seperti yang dibahas dalam oleh (Restianty, A. 2018) mengenai literasi digital sebuah tantangan baru dalam literasi media.

Apabila praktisi PR berfungsi sebagai perancang narasi dan pembentuk nilai-nilai utama organisasi, maka Social Media Specialist berperan dalam mengimplementasikan strategi tersebut ke dalam tindakan digital yang terukur. Tanggung jawab utamanya meliputi perencanaan serta pembuatan konten visual, pemantauan interaksi publik di ruang digital, serta analisis efektivitas kampanye melalui pengukuran metrik keterlibatan (engagement metrics).

Penelitian yang dilakukan oleh (Katerina, dkk; 2025), dalam jurnal Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial, 11(6), 91-100.Seorang Social Media Specialist memiliki peran strategis dalam merancang, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan promosi melalui platform LinkedIn. Strategi yang diterapkan berupa publikasi artikel, penyajian infografis, serta konsistensi dalam distribusi konten terbukti efektif dalam meningkatkan tingkat keterlibatan serta kesadaran publik terhadap organisasi atau merek. Namun dibalik itu ada tantangan utama yang dihadapi terletak pada upaya membangun kepercayaan publik terhadap mutu pendidikan gratis yang kerap dipersepsikan memiliki kualitas rendah. Hasil penelitian ini menegaskan pentingnya peran komunikasi digital dalam memperkuat strategi branding dan mendukung citra positif Kampus Gratis di mata masyarakat.

Strategi Membangun Profesionalisme

Dalam upaya membangun profesionalisme, praktisi Public Relations perlu melakukan investasi berkelanjutan dalam bentuk pelatihan dan pengembangan kompetensi digital. Sertifikasi profesional, seperti Google Digital Garage atau berbagai program pelatihan daring melalui Coursera, dapat menjadi pelengkap yang memperkuat pendidikan formal di bidang komunikasi. Selain itu, kolaborasi lintas disiplin dengan para ahli, misalnya data scientist, menjadi elemen penting untuk mengintegrasikan kemampuan analitik dengan kreativitas dalam praktik komunikasi sehari-hari.

Melalui pemanfaatan media sosial, perusahaan dapat menerapkan berbagai strategi komunikasi yang efektif, antara lain menjaga transparansi dan kejujuran dalam penyampaian informasi, melakukan interaksi aktif dengan konsumen, menjaga konsistensi dalam branding, memanfaatkan testimoni serta ulasan pelanggan, menggunakan jasa influencer yang kredibel, memastikan keamanan dan privasi data konsumen, serta memberikan respons yang cepat dan tepat terhadap berbagai permasalahan maupun keluhan yang disampaikan oleh publik (Pamungkas, D. S., 2024)

Di Indonesia, salah satu contoh nyata dapat dilihat pada kampanye PR yang dijalankan oleh perusahaan teknologi seperti Gojek, yang berhasil memanfaatkan platform TikTok untuk meningkatkan keterlibatan di kalangan generasi muda.

Fenomena ini menunjukkan bahwa penguasaan keterampilan digital bukan sekadar pilihan tambahan, melainkan merupakan aspek fundamental dalam mewujudkan profesionalisme seorang praktisi PR di era digital.

Pengalaman Selama Magang

Sebagai seorang Social Media Specialist yang sedang melaksanakan magang di PT Gudha Pranahara Indonesia, saya melihat bahwa profesionalisme dalam bidang Public Relations (PR) saat ini tidak lagi terbatas pada kemampuan menyusun dan menyebarluaskan press release secara konvensional. Perkembangan teknologi digital telah menciptakan standar baru, di mana kredibilitas seorang praktisi PR secara fundamental bergantung pada tingkat penguasaan terhadap keterampilan digital yang dimilikinya.

Dalam era komunikasi yang bersifat dua arah dan berlangsung secara real-time, seorang profesional Public Relations (PR) dituntut untuk memiliki kemampuan sebagai analis data sekaligus perancang narasi visual. Hal ini mencakup beberapa aspek penting, antara lain:
1 Pemahaman Algoritma: Menguasai mekanisme kerja algoritma berbagai platform digital guna memastikan pesan organisasi tersampaikan secara efektif kepada audiens sasaran.
2. Analisis Metrik: Mampu menafsirkan data keterlibatan (engagement metrics) serta sentimen publik untuk mengubah data mentah menjadi wawasan strategis yang bernilai.
3. Penanganan Krisis Digital: Memiliki kesiapan adaptif serta kemampuan merespons dengan cepat dan terukur dalam menghadapi isu yang muncul, dengan tetap menjaga transparansi dan akurasi informasi di tengah dinamika penyebaran konten yang cepat.

Dengan menguasai kompetensi tersebut, praktisi PR tidak hanya berperan sebagai penyampai pesan, tetapi juga sebagai penjaga nilai dan kepercayaan publik di ruang digital. Penguasaan terhadap alat analisis, kemampuan bercerita visual (visual storytelling), serta penerapan etika komunikasi digital kini menjadi prasyarat profesional dalam membangun hubungan publik yang berkelanjutan dan saling menguntungkan.

Kesimpulan

Meningkatkan profesionalisme Public Relations (PR) melalui penguasaan keterampilan digital sebagai seorang Social Media Specialist merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan era informasi. Dengan menerapkan berbagai perangkat digital serta menjunjung tinggi etika komunikasi daring, praktisi PR dapat memberikan dampak yang lebih signifikan, membangun kepercayaan publik, dan menyesuaikan diri dengan perkembangan tren masa depan. Oleh karena itu, para pemangku kepentingan di bidang PR perlu mendorong pelaksanaan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan guna menjaga relevansi serta kualitas profesi ini.

Untuk memperoleh wawasan lebih mendalam, disarankan untuk mengakses situs resmi asosiasi PR seperti PR Indonesia atau mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh lembaga internasional, seperti Public Relations Society of America (PRSA). ***

Komentar