Teladani Sosok KH. Anwar Musaddad, Tokoh dan Warga Garut Gelar Seminar Pengusulan Pahlawan Nasional

FOKUS3,847 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, membuka Seminar Pengusulan Pahlawan Nasional di Gedung Pendopo Garut, Jalan Kiansantang, Kecamatan Garut Kota, Rabu (20/8/2025).

Seminar ini bertujuan untuk mendiskusikan serta mengkaji kiprah dan kontribusi K.H. Anwar Musaddad yang dipandang layak mendapatkan gelar pahlawan nasional. Pantauan media, dalam seminar tersebut hadir berbagai narasumber yang kompeten di bidang sejarah, politik, dan kebudayaan, termasuk akademisi, sejarawan, serta perwakilan dari tokoh-tokoh dan warga Garut.

‎Bupati Garut menyampaikan bahwa pengusulan ini bukan sesuatu yang diinginkan oleh Almarhum K.H. Anwar Musaddad, melainkan bentuk kecintaan masyarakat. Ia menyoroti fenomena modern di mana banyak figur idola yang kontradiktif dengan nilai-nilai luhur. Oleh karena itu, sosok K.H. Anwar Musaddad dianggap sebagai figur teladan yang representatif bagi masyarakat Garut.

‎”Seminar ini secara khusus membahas pengusulan Almarhum KH. Anwar Musaddad sebagai Pahlawan Nasional dari Jawa Barat. Beliau adalah sosok yang lahir di Garut, memiliki pendidikan yang bukan berorientasi untuk para ningrat, dengan memberikan pemahaman yang luas tentang bagaimana kita memiliki hubungan toleransi yang tinggi,” jelas Bupati Syakur.

Bupati Garut

Ia menceritkan bahwa KH. Anwar Musaddad adalah sosok yang menghormati keyakinan orang lain dan menganggap hidayah sebagai sesuatu yang tidak bisa dipaksakan. Bupati juga menyoroti peran penting K.H. Anwar Musaddad dalam memajukan pendidikan, menghormati peran perempuan, dan memanfaatkan media dalam berdakwah.

‎”Sikap itu sangat penting jadi teladan bagi kita semua, ketika orang lain bicara tentang budaya perempuan, K.H. Anwar Musaddad sudah dari dulu bicara tentang pentingnya peranan perempuan,” imbuhnya.

‎Ia menjelaskan, pengusulan ini bukan semata-mata agar K.H. Anwar Musaddad dikenal atau dihormati, melainkan karena Garut memerlukan figur yang merepresentasikan nilai-nilai kepedulian terhadap pendidikan, toleransi, dan keberanian.

Sementara, Analis Kebijakan Ahli Muda Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Jawa Barat, Muhammad Hanif, menyampaikan apresiasi atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Foto bersama Bupati Garut bersama para tokoh dan narasumber.

“Semoga acara ini berjalan lancar dan menghasilkan suatu rumusan yang menjadi bagian dari upaya kita bersama dalam mengangkat nilai-nilai perjuangan dan kepahlawanan,” harapnya.

‎Muhammad Hanif menjelaskan bahwa proses pengusulan pahlawan nasional tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan kolaborasi dan gotong royong dari pemerintah daerah, perguruan tinggi, akademisi, tokoh masyarakat, dan media.

‎”Tentu, mengusulkan K.H. Anwar Musaddad ini sebagai pahlawan Nasional dengan kolaborasi akan lebih maksimal,” tegasnya.

‎Ia menjelaskan, K.H. Anwar Musaddad merupakan ulama besar yang lahir, tumbuh, dan berjuang dari bumi Garut.

‎”Ia bukan hanya pendidik, penggerak instrumen pesantren, namun tokoh pejuang yang mengedepankan tenaga dan pikiran untuk kemerdekaan bangsa Indonesia,” katanya.


‎Hanif mengajak seluruh hadirin untuk meneladani K.H. Anwar Musaddad yang menggabungkan ilmu, iman, dan pengabdian kepada negara.

‎Ia berharap, seminar ini dapat menghasilkan rumusan akademik yang kuat untuk memperkuat naskah usulan K.H. Anwar Musaddad sebagai Pahlawan Nasional dari Jawa Barat, pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Ia adalah pendiri pondok pesantren dan Yayasan Pendidikan Al-Musaddadiyah di Garut. Juga penggagas berdirinya IAIN Sunan Gunung Jati di Bandung pada 1968 sekaligus sebagai rektor pertamanya. Anwar turut pula memprakarsai berdirinya IAIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta.

Anwar mengabdikan baktinya di Nahdlatul Ulama. Sempat menjabat sebagai Wakil Rais Am Syuriyah, kemudian menjadi Dewan Penasihat (Musytasar) PBNU hingga wafat di Garut pada 21 Juli 2000. Ia dianugerahi usia panjang, sampai 91 tahun.

Jejak-kiprah Anwar Musaddad kini terekam sebagai salah satu ulama paling berpengaruh di Nusantara, terutama bagi masyarakat Jawa Barat. ***