Diduga Tercemar Limbah Pabrik, Ribuan Ikan Mati Dikolam Milik Warga Kadungora Garut

FOKUS4,370 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Ribuan ikan Nila di kolam pembibitan milik warga Kampung Citeureup RW08, Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, mati secara mendadak. Kematian ikan tersebut diduga akibat tercemar limbah pabrik yang mengalir ke selokan sekitar pemukiman warga.

Salah satu pemilik kolam ikan yang juga Ketua Mixed Martial Arts (MMA) Kabupaten Garut, H. Ronny Yayan mengatakan, kejadian ini bukan kali pertama, tetapi sudah dari dua tahun yang lalu. Bahkan, kata dia, bukan kolam ikan milik dirinya saja yang terdampak, namun terdapat sejumlah kolam ikan milik warga lainnya.

“Sebetulnya kejadian ini bukan baru kali ini saja, tapi sejak dua tahun lalu. Selain kolam milik saya, ada juga kolam milik warga lainnya di Kampung Bojong dan Buleud pada bulan Juli kemarin banyak yang ikannya mati,” ucap Ronny kepada hariangarutnews.com, Rabu (13/08/2025).

Ia melanjutkan, limbah ini juga berdampak pada masyakarat yang memliki kolam ikan, karena kolam ikan ini menjadi salah satu mata pencaharian warga.

Sudah dua tahun kolam warga diduga terkontaminasi aliran sungai sejak berdiri pabrik makanan di hulu.

“Semenjak air sungai terkontaminasi oleh limbah sejumlah warga mengalami kerugian karena ikannya mati. Hampir semua kolam ikan airnya berasal dari sungai tersebut,” jelasnya.

Ronny mengungkapkan, imbasnya bukan hanya pada ikan saja, tetapi pada ayam petelur yang ia miliki, yang mengakibatkan produksinya menurun yang awalnya dari 95% menjadi 70%.

“Karena ini imbasnya bukan hanya ke ikan tapi ke ayam petelur juga, kan airnya tercemar jadi bau amoniaknya naik ke ayam, pengaruhnya produksi ayam jadi turun, dan ini pernah terjadi yang tadinya produksi 95% jadi 70%,” ucap Pimpinan PT. Roris Jaya Abadi dan PT. Mitra Gandhi Selaras ini.

H. Ronny Yayan

Ronny dan warga lainnya meminta supaya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut segera turun tangan untuk menyelidiki dan menguji kualitas air sungai yang menurutnya dugaan sementara ada limbah pabrik mengalir ke sungai Cicatur tersebut. Ronny mengaku, sebenarnya pada tahun 2024 pihaknya sudah melakukan audiensi dengan Dinas LH Garut, namun sampai saat ini belum ada solusi atau tindak lanjut dari pihak terkait.

“Rekomendasi kami, segera dilakukan uji laboratorium oleh pihak berwenang agar tidak menimbulkan spekulasi liar di tengah masyarakat. Tadinya kami berharap setelah dilakukan audiensi dengan dinas terkait segera ada tindak lanjut dan menemukan solusi, namun hingga saat ini belum ada kelanjutannya,” ungkap Ronny.

Produksi ayam petelur ikut menurun akibat tercemar limbah pabrik.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut pun direncanakan akan turun untuk melakukan pengecekan lanjutan. Pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk melindungi lingkungan hidup dan memastikan sumber air masyarakat tetap aman dari pencemaran.

Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap aktivitas industri yang berpotensi berdampak terhadap lingkungan, khususnya di sektor yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat seperti sektor peternakan. (Jobtrain Uniga/San-Faisal)