HARIANGARUTNEWS.COM – Tanggal 23 Juni 2025, Mahasiswa KKN-T IPB mulai menjalani KKN di Kabupaten Garut, salah satunya di Kampung Cipongpok, Desa Tanjungjaya, Kecamata Banjarwangi. Merupakan kali pertama Desa Tanjungjaya menerima mahasiswa KKN. Warga pun antusias menyambut kedatangan mahasiswa yang berjumlah delapan orang ini. Kehadiran mahasiswa membawa semangat baru dan harapan bagi masyarakat dalam pengembangan potensi desa, khususnya dalam sektor kehutanan, kesehatan, dan lingkungan.
Salah satu Mahasiswa KKN-T IPB, Khoirunisa Zahrantika, menyampaikan, fokus utama dalam kegiatan KKN ini adalah mendampingi masyarakat dalam proses pengajuan Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial. Perhutanan Sosial adalah program pemerintah yang memberikan akses legal kepada masyarakat untuk mengelola hutan secara lestari.
“Di Desa Tanjungjaya, sebagian besar warga menggantungkan hidup dari lahan hutan negara yang mereka garap selama bertahun-tahun. Sayangnya, aktivitas ini belum memiliki dasar hukum yang kuat. Oleh karena itu, mahasiswa hadir untuk membantu masyarakat memperoleh hak kelola yang sah melalui skema perhutanan sosial,” ujarnya, Minggu (10/08/2025).
Lanjut dikatakan Khoirunisa, langkah awal yang dilakukan mahasiswa adalah melakukan sosialisasi tentang perhutanan sosial. Sosialisasi pertama dilakukan di Madrasah Kampung Cipongpok dan dihadiri oleh 17 penggarap. Dalam kegiatan tersebut, pihaknya memaparkan tujuan dari program perhutanan sosial, skema legal yang tersedia, dan manfaat yang akan diperoleh masyarakat apabila SK berhasil diterbitkan.
Masih kata Khoirunnisa, tidak hanya di Kampung Cipongpok, kegiatan sosialisasi diperluas ke kampung-kampung lain di Desa Tanjungjaya seperti Citilu, Cipeundeuy, Cibitung, dan Sawah Lamping. Dalam setiap kunjungan, pihaknya tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga mengadakan diskusi terbuka dan mendengarkan aspirasi warga.
“Kegiatan ini memperkuat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat, sekaligus menunjukkan bahwa masyarakat sangat siap menerima perubahan menuju pengelolaan hutan yang lebih adil dan berkelanjutan,” katanya.
Khoirunnisa juga menjelaskan, setelah tahap sosialisasi, mahasiswa membantu membentuk Kelompok Tani Hutan (KTH) Tanjung Bersinar. Kelompok ini berfungsi sebagai wadah legal pengajuan SK perhutanan sosial ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Proses administrasi untuk draft SK pun dimulai. Mahasiswa bersama Ketua KTH dan RT setempat melakukan pengumpulan fotokopi KTP dan KK dari warga secara door-to-door. Selain itu, dilakukan pula pendataan luas lahan garapan dan penyusunan peta potensi kawasan. Semua ini bertujuan agar pengajuan SK memiliki dasar data yang akurat dan lengkap.
Selain fokus pada perhutanan sosial, mahasiswa KKN-T IPB juga memberikan perhatian besar terhadap lingkungan. Salah satu bentuk nyata dari kepedulian tersebut diwujudkan melalui sosialisasi pemilahan sampah di SDN 1 Tanjungjaya. Sekolah dasar ini terletak tidak jauh dari Posko Mahasiswa dan menjadi tempat belajar bagi puluhan anak dari kampung-kampung sekitar.
Mahasiswa pun menginisiasi program edukasi lingkungan yang dikemas dengan pendekatan menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak-anak. Sosialisasi dilakukan pada hari Selasa pagi. Mahasiswa datang dengan perlengkapan video edukasi, visual, dan contoh nyata pemilahan sampah seperti botol plastik, daun kering, dan baterai.
“Kegiatan dimulai dengan video edukasi berjudul “Sampah Sandi”, sebuah dongeng edukatif yang menceritakan tentang jenis-jenis sampah dan bagaimana sampah tersebut harus dipilah. Anak-anak tampak antusias. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai jenis-jenis sampah: organik, anorganik, dan B3 (bahan berbahaya dan beracun), serta cara membedakan dan membuangnya,” beber Khoirunnisa.
Untuk mempraktikkan langsung materi yang disampaikan, para mahasiswa mengajak siswa mengikuti games pemilahan sampah, yaitu lomba memilah sampah ke dalam tempat yang sesuai. Dengan semangat tinggi, anak-anak berlomba memasukkan daun ke tong hijau, plastik ke tong kuning, dan sisa baterai ke tong merah. Tawa, sorak sorai, dan semangat mewarnai pagi itu, menciptakan suasana yang menyenangkan sekaligus bermakna. Kegiatan ini tidak hanya menanamkan pengetahuan baru bagi siswa, tetapi juga menumbuhkan kepedulian lingkungan sejak dini.
“Satu bulan lebih telah berlalu sejak Mahasiswa KKN-T IPB pertama kali menapakkan kaki di Desa Tanjungjaya. Kini, langkah-langkah kecil yang kami lakukan telah menjadi jejak nyata di tengah masyarakat. Dalam waktu yang singkat, kami bukan hanya menjadi tamu sementara, tetapi bagian dari cerita dan harapan warga,” tuturnya.
Ia menambahkan, kegiatan KKN-T IPB di Desa Tanjungjaya bukan sekadar program pengabdian selama satu bulan, tetapi menjadi pengalaman hidup yang membentuk cara pandang baru bagi setiap individu yang terlibat. Menjadi simbol dari bergerak bersama, bersinergi dengan warga, dan berintegrasi dalam aksi nyata nilai-nilai yang sejalan dengan semangat “Tanjung Bersinar”. ***
Komentar