Gelar Pembinaan Jamaah Masjid Berbasis Pemahaman Moderat, Pemkab Garut Apresiasi Langkah DMI

FOKUS104 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Garut menggelar kegiatan Pembinaan Jamaah Masjid Berbasis Pemahaman Moderat (Tawasshut) di Gedung Islamic Centre, Kamis (7/8/2025). Acara ini dihadiri oleh Asisten Daerah 1 Bidang Pemerintahan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra), Bambang Hafidz, Kabag Kesra Setda Garut, Mekarwati, Kasat Binmas Polres Garut Aang Khanafi, Forkopim Kecamatan Garut Kota, Dewan Pembina DMI Kabupaten Garut Rd. H. Aas Kosasih, Ketua PW DMI Jawa Barat, Kh. Mohammad Mansur Syaerozi.

Kegiatan ini bertujuan memperkuat peran masjid sebagai pusat ibadah, dakwah, dan persatuan umat, dengan mengedepankan nilai-nilai Islam moderat. Dalam wawancaranya, Dewan Pembina DMI Garut, Aas Kosasih, menegaskan pentingnya menjaga kesucian masjid sebagai tempat ibadah yang bebas dari hal-hal yang dapat memecah belah umat.

“Masjid adalah rumah Allah, tempat yang harus dijaga kesuciannya. Dengan pemahaman moderat atau tawasshut, masjid harus menjadi tempat yang mencerminkan toleransi, keseimbangan, dan persatuan. Jangan sampai masjid digunakan untuk hal-hal yang memicu disintegrasi,” tegasnya.

Aas menjelaskan bahwa acara ini dihadiri oleh 42 perwakilan DMI kecamatan, 36 DKM Masjid Besar, serta beberapa masjid mandiri. Ia berharap pembinaan ini dapat mempererat silaturahmi di antara pengurus masjid dan meningkatkan pemahaman mereka dalam menjaga fungsi utama masjid sebagai pusat persatuan umat.

Rd. H  Aas Kosasih, S.Ag M.Si

Lebih lanjut, Aas menyampaikan bahwa DMI memegang peran penting dalam pengelolaan masjid, termasuk perencanaan kegiatan yang terorganisir, pemakmuran masjid dengan program bermanfaat, serta menjaga kebersihan dan kenyamanan.

“Kita ingin masjid menjadi tempat yang nyaman dan makmur. Dari masjid, untuk masjid, dan kembali ke masjid,” tambahnya.

Sementara, Asisten Daerah 1 Bidang Pemkesra, Bambang Hafidz, turut memberikan apresiasi terhadap inisiatif DMI Garut. Ia menilai pembinaan ini sangat relevan untuk meningkatkan literasi moderasi beragama di kalangan pengurus masjid dan jamaah.

“Fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat sosial dan dakwah. Literasi tentang moderasi beragama harus sampai kepada para pengurus DKM dan jamaah agar masjid benar-benar menjadi pusat persatuan yang inklusif,” kata Bambang.

Ia menyoroti pentingnya masjid tetap terbuka bagi jamaah, meskipun keamanan tetap harus diperhatikan. Bambang juga mengingatkan pengurus masjid untuk menjaga kesucian masjid dari hal-hal yang dapat merusak fungsinya, baik secara fisik maupun moral.

“Masjid harus selalu terbuka, namun tetap menjaga keamanan. Jangan sampai ada tangan-tangan jahil yang merusak fungsi masjid,” tegasnya.

Bambang juga membahas tantangan yang dihadapi pengurus masjid, termasuk kasus-kasus asusila yang sempat terjadi di beberapa masjid. Menurutnya, pengurus harus lebih proaktif menjaga fungsi masjid sebagai tempat ibadah yang aman dan terhormat.

Drs Bambang Hafidz, M.Si

“Harapan kami, masjid dapat menjadi pusat ibadah sekaligus pusat kegiatan sosial yang aman, terbuka, dan tetap menjaga kesuciannya,” tambah Bambang.

Di akhir acara, para narasumber sepakat bahwa masjid harus menjadi pusat persatuan umat yang mencerminkan kedamaian, kesejukan, dan toleransi. Dengan pembinaan ini, diharapkan pengurus masjid semakin memahami peran strategis mereka dalam menjaga fungsi utama masjid sebagai rumah ibadah sekaligus pusat persatuan umat.(Jobtrain Uniga/Agis-Rindi-Pina)

Komentar