SMP IT Yayasan Akromul Qur’an Banjarwangi Garut Ciptakan Sekolah Mandiri Berbasis Ketahanan Pangan

FOKUS240 views

 

 

HARIANGARUTNEWS.COM – Ketua sekaligus Pendiri Yayasan Akromul Qur’an di Kampung Sawah Pojok, Desa Bojong, Kecamatan Banjarwangi, Hj. Elis Ayi Rohilah, S.Pd mengajak para santriawan/santriawati SMP Islam Terpadu (IT) turut berkontribusi menjaga ketahanan pangan. Caranya, menanam tumbuhan produktif di lingkungan sekolah. Seperti sayur bayam, kangkung, singkong, cabai, tomat dan lainnya di halaman sekolah.

Elis menerangkan, dengan menggunakan metode urban farming, pengenalan terhadap ketahanan pangan akan mudah dipahami oleh santriwan/santriwati sekolah. Melalui pengunaan rak bertingkat dan polybag, kata dia, akan bisa menghasilkan buah berlimpah. Menurutnya, ketahanan pangan harus dimulai dari diri sendiri agar kebutuhan sayur mayur terpenuhi.

“Tentunya kegiatan ini akan memacu anak-anak gemar menanam. Selain itu, memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan keseimbangan alam. Sekaligus menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong royong bagi para peserta didik di lingkungan sekolah,” ungkap Elis, Rabu (21/05/2025).

Hj. Elis bersama santriawati sedang memasukan tanah kedalam polybag.

Hal ini, lanjut Elis, penting dilakukan untuk memberikan pengajaran proses sejak awal, bagaimana cara bercocok tanam yang baik. Tidak hanya proses produksi, tetapi juga pemasaran, sehingga kita mengajari anak-anak untuk mandiri. Untuk itu, pihaknya mendorong Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Garut agar bisa melakukan pembinaan, termasuk pendampingan terhadap siswa sekolah dan guru untuk mempraktikkan langsung di pekarangan sekolah. Sehingga, kata Elis, penghijauan produktif dapat terlaksana di sekolah.

1.000 polybag disiapkan untuk ditanam berbagai jenis sayuran.

“Misalnya pelatihan tersebut bertujuan memberikan materi terkait cara menanam, cara memberikan pupuk, dan perawatan tanaman urban farming. Apalagi kalau adik-adik kita semua diajarin cara menanam, dikasih tahu menanam ini bukan kegiatan yang kotor. Manfaat yang paling bisa dirasakan ilmu, pengetahuan, dan pengalaman baru di sekolah,” harap Elis.

Disadari Elis, upaya peningkatan ketahanan pangan merupakan urusan semua sektor termasuk sekolah. Dalam memotivasi sekolah-sekolah untuk memulai pembelajaran tentang ketahanan pangan melalui pendirian greenhouse, imbuh dia, pendekatannya harus kolaboratif, pungkasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *