HARIANGARUTNEWS.COM – Viral di pemberitaan terkait dugaan penganiayaan dan perlakuan perundungan oleh sesama pelajar di SMP Negeri 3 Tarogong Kidul Kabupaten Garut, pihak sekolah mengundang para siswa dan orangtua untuk mencari benang merah dan kronologi awal kejadian, pada Kamis (06/03/2025).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Mewakili Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek), Yustianingsih, didampingi Bidang Kesiswaan, BK dan Staf Pengajar lainnya. Hadir pula dari Komite Sekolah, para siswa dan orang tua yang terlibat kejadian, Ketua RW dan warga yang menyaksikan di lokasi kejadian.
Dalam kesempatan tersebut, musyawarah dibuka langsung oleh Wakasek SMP Negeri 3 Tarogong Kidul, Yustianingsih, yang kemudian pihak komite sekolah mulai membuka pembahasan masalah dengan menyampaikan beberapa pertanyaan kepada yang diduga korban dan pelaku, termasuk menerima aduan dari orang tua korban, mendengarkan saksi kejadian dan Ketua RW di lokasi kejadian.
“Dari beberapa pengakuan para siswa tadi, baik yang diduga korban maupun pelaku memang bisa disimpulkan ada terjadi kesalahpahaman dan terjadi percekcokan dari hal membangunkan tidur, padahal kejadiannya sudah lama. Namun karena ada teman lainnya yang memanas-manasi, akhirnya terjadi saling pukul, sesuai tadi pengakuan keduanya, ini terjadi di Hari Jum’at 21 Pebruari 2025,” ujar salah satu Komite Sekolah, H Gunawan.
Memang yang diduga korban (RAP) ini, lanjut H Gunawan, sesuai pengakuan para siswa yang terlibat, selain kontak fisik dengan AR, RAP terjadi juga cekcok hingga kontak fisik dengan dua orang siswa lainnya.
“Namun pada akhirnya semua sepakat dan berbesar hati untuk ishlah saling memaafkan antara kedua belah pihak, baik para siswa maupun orangtua. Dan saya juga tadi meminta kepada para orang tua, jika ada hal mengenai anaknya di sekolah, untuk segera menginformasikan kepada pihak komite dan atau sekolah secara langsung, agar tidak ada miskomunikasi dan masalah sekecil apapun bisa segera ditangani,” kata H Gunawan.
Masih kata H Gunawan, penting juga diluruskan masalah informasi awal lokasi kejadian, pengeroyokan atau perundungan (bullying) yang disebut lingkungan sekolah. Namun ternyata setelah diklarifikasi, kejadian lokasi di luar lingkungan sekolah.
“Namun, karena ini kedua belah pihak masih siswa dari SMP Negeri 3 Tarogong Kidul, ya saat ini kita selesaikan hingga tuntas, ishlah dari kedua belah pihak. Saya juga tadi meminta kepada pihak sekolah untuk menghadirkan para orangtua siswa yang terlibat yang belum hadir. Bukan apa-apa, sebagai pembelajaran dan menjadi pengalaman kedepan, mari kita bina bersama-sama,” katanya.
Sementara di tempat yang sama, Wakasek SMP Negeri 3 Tarogong Kidul, Yustianingsih, menyampaikan kesimpulan penjelasan kejadian, yang mana berdasarkan informasi yang dihimpun, oleh pihak sekolah dari Bidang Kesiswaan dan BK, kejadian tersebut di luar lingkungan dan bukan jam pelajaran sekolah. Pihak sekolah kata dia, dari sejak kejadian sudah melakukan penanganan, hanya saja ada miskomunikasi sehingga terkesan pihak sekolah tidak melakukan penanganan, padahal sudah dilakukan.
“Namun demikian, kita ambil hikmahnya mudah-mudahan ini jadi pembelajaran buat kita semua, tidak mencari mana atau siapa yang benar dan salah, namun bagaimana kedepan membina anak-anak kita lebih baik. Dalam mendidik anak-anak kita, kami juga butuh dukungan kebersamaan para orangtua, jajaran komite dan pemerintah lingkungan setempat untuk kedepan lebih baik,” kata Yustianingsih.
Ia juga mengucapkan terima kasih dan mengungkapkan rasa syukurnya, ada titik terang dan titik temu pasca kejadian. Pihak sekolah mengundang kedua belah pihak, para siswa dan orangtuanya disaksikan jajaran komite sekolah, sehingga permasalahan yang sebenarnya terjadi diketahui bersama. Masalah sudah diketahui kebenarannya seperti apa, dan kedua belah pihak sepakat berakhir dengan damai.
“Mudah-mudahan kejadian hal seperti ini kedepannya bisa diminimalisir, tentunya kami berusaha keras sesuai dengan kapasitas kami di sekolah. Kami juga berharap orangtua melakukan pembinaan di rumah untuk anak-anak kita,” pungkasnya. (Ndy)