Hanya di Agrowisata Tepas Papandayan Garut, Camping Sambil Berendam di Kolam Terapi

FOKUS1,296 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Desa wisata dapat berdampak positif terhadap ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Dampak terhadap ekonomi, meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dan pengelola desa wisata, menurunkan kemiskinan, menambah lapangan kerja

Meningkatkan penerimaan pajak negara dan daerah, mendongkrak pendapatan nasional dan mendorong investasi di bidang pariwisata dan industri lainnya.

Sementara, dilihat dari dampak positif sosial budaya. Desa Wisata berdampak pada membuka wawasan masyarakat desa, melahirkan kreativitas masyarakat, mendorong pelestarian budaya, adat, dan tradisi, munculnya kreativitas dan inovasi budaya, rkulturasi budaya dan revitalisasi budaya.

Hal inilah yang menjadi dasar utama Desa Karamatwangi Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut terus mengembangkan potensi daerah Sumber Daya Alam (SDA) yang ada dikembangkan untuk mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi masyarakatnya. Lokasi yang saat ini diberi nama Agrowisata Tepas Papandayan dibangun oleh pemerintah desa dan dikembangkan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Penanggungjawab dan pengelola Agrowisata Tepas Papandayan, Muhammad Fadrian Nurdin, kepada hariangarutnews menyampaikan, Agrowisata Tepas Papandayan dibangun pada tahun 2019, namun saat itu belum bisa dikembangkan karena adanya wabah Covid-19.

“Tahun 2023 tahun lalu kita baru bisa launching pasca lebaran. Alhamdulillah pengunjung lokal dan dari daerah lain, sekitar dua tahunan hingga saat ini berjalan,” ujar Nurdin, Selasa (11/02/2025) malam.

Nurdin menjelaskan, di Agrowisata Tepas Papandayan tersedia kolam air panas untuk terapi berenang dan berendam yang sumbernya dari Gunung Papandayan dan telah melalui treatment. Kemudian tempat untuk para pengunjung yang mau Camping dan juga Agrowisata.

“Kita disini di Tepas Papandayan banyak yang menarik, bukan di daerah Jawa saja, disini juga ada Golden Sunrise. Pengunjung yang camping biasanya rendam dulu, foto-foto sambil lihat Gunung Cikuray,” jelas Nurdin.

Untuk bisa berwisata di Tepas Papandayan, lanjut Nurdin, pengunjung hanya cukup rogoh kocek Rp10 ribu saja, baik dewasa maupun anak-anak. Parkir Rp3 ribu untuk roda dua dan Rp5 ribu untuk roda empat. Termasuk pengunjung yang camping dikenakan ta’rif sama Rp10 ribu per orang untuk 24jam berada di Tepas Papandayan.

Dari sejak launching tahun 2023, kata Nurdin, pengunjung terus bertambah. Kisaran rata-rata perminggu mencapai 400-500 orang pengunjung. Apalagi saat momen weekend dan liburan akhir tahun 2024 dan menghadapi Tahun Baru 2025 pengunjung mencapai seribu lebih.

“Kalau weekday rata-rata pengunjung lokal, tapi kalau weekend banyak dari luar kota, ya kisaran 40 persen dari luar kota Kabupaten Garut,” katanya.

Nurdin juga menyebut, selain pengunjung lokal dan wilayah luar Kabupaten Garut atau Indonesia, ada juga pengunjung dari luar negeri, seperti wilayah Eropa. Belanja, Prancis dan Jerman juga lainnya banyak yang datang kesini. Nurdin juga memastikan bahwa di Agrowisata Tepas Papandayan pengelola juga menyiapkan tenaga keamanan untuk memantau para pengunjung, meski masih secara manual, namun selama ini kondisi keamanan terjaga dengan baik.

Masih kata Nurdin, Agrowisata Tepas Papandayan sejak dibangun hingga saat ini cukup berdampak terhadap kemajuan ekonomi masyarakat Desa Karamatwangi khususnya tiga dusun yang berdekatan dengan lokasi, baik para petani sayuran, pengrajin UMKM, pedagang kecil dan lainnya.

Nurdin berharap, karena memang saat ini lokasi Agrowisata Tepas Papandayan masih banyak kekurangan sarana prasarana bagi para pengunjung, apalagi saat padat pengunjung. Diharapkan pemerintah daerah bisa memberikan perhatian dengan membantu pembangunan untuk pengembangan sarana wisata.

“Kadang kalau lagi penuh, gazebo penuh, ada konsepnya ngampar aja di bawah pohon pinus,” ucap Nurdin.

Nurdin menambahkan, hasil dari pengelolaan Agrowisata Tepas Papandayan dalam pengelolaan BUMDes sudah memiliki omzet mencapai Rp100 juta, sudah bisa menjadi Pendapatan Asli Desa (PAD) yang nantinya mungkin bisa direalisasikan untuk pengembangan sarana wisata, baik jalur transportasi maupun lokasi wisata dan lebih jauhnya pembangunan fisik dan nonfisik secara menyeluruh di Desa Karamatwangi.

“Mudah-mudahan Pemkab Garut bisa membantu agar pengembangan sarana wisata Agrowisata Tepas Papandayan ini cepat berkembang dan bisa mendongkrak ekonomi masyarakat lebih luas lagi,” pungkasnya. (TN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *