HARIANGARUTNEWS.COM – Saat melakukan perjalanan liburan ke Kota Garut, tentu kota ini tak hanya menyuguhkan oleh keindahan alamnya, akan tetapi juga oleh kelezatan kuliner khasnya. Garut memang tiada hentinya menyuguhkan berbagai pilihan kuliner yang menggugah selera, salah satunya kuliner malam pedagang nasi goreng.
Bagi Anda para pemburu kuliner malam, di sini kita bisa menemukan sebuah bentuk masakan ‘lintas-kelas’ dan juga melintasi batas ‘publik-privat’. Ya, biasanya nasi goreng dimasak di rumah-rumah saat pagi, atau kita bisa memesan nasi goreng pada malam hari di kedai-kedai di pinggir jalan sampai restoran kelas atas. Kualitas lainnya nasi goreng juga dapat dengan bangga mengklaim sebagai jenis masakan yang meng-Indonesia.

Di Garut, nasi goreng BRI yang melegenda yang paling banyak diburu para penikmat kuliner malam. Lokasinya berada di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. Dinamai nasi goreng BRI karena letaknya tepat di depan Bank BRI yang ada di kawasan tersebut. Jaraknya hanya sekitar 1 KM dari Alun-Alun Garut, atau pengunjung bisa menempuh perjalanan kaki sekitar 5 menit dari Stasiun Kereta Api Garut.
Nasi goreng BRI racikan Indra Hidayat atau yang akrab dipanggil Aa Botak ini terkenal sederhana dengan cita rasanya yang kaya rempah. Jika biasanya nasi goreng cenderung manis, berbeda dengan nasi goreng ini yang rasa gurihnya lebih terasa. Pengunjung bisa memesan nasi goreng berbagai pilihan seperti nasi goreng biasa, nasi goreng telor ceplok/dadar, nasi goreng ampela, nasi goreng usus atau nasi goreng komplit. Sementara itu, untuk minumnya sendiri hanya menyediakan teh panas saja.
Nasi goreng BRI yang anda pesan akan disajikan dengan topping irisan daging ayam yang melimpah serta telor ceplok diatasnya atau sesuai keinginan. Meski terkesan sangat sederhana, tetapi rasanya sangat nikmat dan sayang untuk dilewatkan. Disuguhkan dengan cita rasa yang autentik dan harga yang sangat terjangkau mulai Rp16.000 sampai Rp32.000.
Proses pembuatannya juga sangat unik, dalam satu kali masakan, nasi goreng tersebut bisa dibagi menjadi puluhan porsi. Setelah selesai, nasi goreng langsung dibagikan ke pengunjung yang sudah berjajar menunggu.
Indra atau Aa Botak yang saat berjualan dibantu Angga tetangganya (yang juga memiliki kepala plontos) ini mengaku, dirinya merupakan generasi ketiga setelah paman dan orangtuanya berjualan nasi goreng sejak tahun 1985-an di lokasi tersebut.
“Kalau saya mulai berjualan sejak tahun 2010. Alhamdulillah untuk pendapatan kalau lagi rame bisa mencapai Rp2,5 juta permalam,” ungkap Aa Botak kepada hariangarutnews.com, Senin (10/02/2025) malam.
Hampir 15 tahun berjualan, suka duka sudah ditemui Indra. Mulai dari dagangan habis di awal di borong oleh seseorang untuk acara, untuk dukanya sudah ia temui juga, ketika mulai berjualan hingga menjelang tutup hujan deras, sehingga orang tidak mau keluar rumah dan akhirnya dagangan masih tersisa.
“Namanya juga usaha, pasti ada pasang surut. Pembeli yang datang kesini tidak hanya warga lokal yang ada di Garut, tetapi juga dari pengendara dari luar Garut yang kebetulan istirahat,” pungkasnya.
Sementara itu, pengunjung yang ingin mencicipi sajian kuliner malam yang legendaris ini bisa datang setiap hari, yakni dengan jam operasional, mulai pukul 18.00 hingga pukul 02.00 WIB. Yang khas dari pedagang nasi goreng ini selain ramah dan humoris, mereka kedua-duanya berkepala plontos alias gundul hingga dengan mudah dikenali pelanggannya. ***(Igie)