Salah seorang warga Kecamatan Banyuresmi, Silvy Anggraeni (33) yang baru keluar dari Mesjid usai menunaikan Sholat Magrib mengomentari lampu kubah yang padam, dan dirinya berharap instansi terkait yang bertanggung jawab dengan pemeliharaan Masjid Agung Garut segera bekerja sesuai tupoksinya sehingga masalah lampu dapat teratasi dengan baik.
“Dulu kubah Mesjid Agung Garut enak dilihatnya apalagi dari kejauhan. Sekarang tampak kusam dan memang gelap. Mudah-mudahan saja pihak terkait segera memperbaikinya,” ujar Silvy kepada hariangarutnews.com.
Senada dengan Silvy, salah seorang warga Garut Kota, Asep Latif (54), yang sedang nongkrong di depan Kantor Bakorwil tepat di depan Tugu Taman Tulisan Garut mengungkapkan, Masjid Agung Garut merupakan kebanggaan Pemkab Garut yang berada dikawasan Alun-Alun Garut.
“Malu juga kalau kubah Mesjid Agung mati karena selain jamaah sekitar juga banyak tamu-tamu dari luar daerah yang sengaja Sholat ke Mesjid,” pungkas Asep.
Masjid Agung Garut sarat dengan sejarah. Menempati lahan wakaf dengan luas 4.480 meter persegi dan catatan sejarah menyebutkan bahwa pada tanggal 15 September 1813 Mesjid Agung dibangun. Berada di tempat yang cukup strategis yaitu di pusat kota, tak heran Mesjid Agung Garut selalu dipenuhi oleh para jamaah dan para pengunjung. Ditambah dengan adanya berbagai kegiatan keislaman sehingga Mesjid Agung Garut tak pernah sepi.(*)
