HARIANGARUTNEWS.COM – Warga Garut, tengah menghadapi masalah yakni kelangkaan elpiji 3 kilogram yang telah berlangsung selama lebih dari seminggu. Gas bersubsidi yang biasa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga ini mendadak sulit ditemukan di berbagai agen dan pedagang gas keliling.
Otang Hermana (50) warga Kp. Citeureup Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, tampak uringan-uringan saat sedang menanak nasi tiba-tba gas LPG-nya habis, kemudian Otang keliling mencari ke warung-warung namun gas tak kunjung didapatkan.
“Saya sedang menanak nasi tiba-tiba gas habis. Saat mencari kemana-mana gas kosong. Tolong, pemerintah jangan mempersulit rakyat kecil seperti saya. Mau masak saja susah karena tabung gas 3 kg tidak tersedia di warung,” keluh Otang, Selasa (04/02/2025).
Menurut Otang, kelangkaan tabung gas 3 kg sudah terjadi sejak perayaan Imlek, dan semakin parah pada 1 Februari 2025 ketika pemerintah melarang pengecer menjual gas elpiji 3 kg, sehingga masyarakat hanya bisa membeli di pangkalan resmi.
“Saya sudah keliling ke beberapa warung hingga keluar kampung, tetapi tetap tidak mendapatkan gas. Semua warung kosong,” tambahnya.
Senada dengan Otang, Hani (44), seorang pedagang warung nasi di Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota, mengaku terancam tidak bisa berjualan karena gas untuk memasak telah habis.
“Saya bingung apakah besok masih bisa berjualan atau tidak. Gas sudah habis, padahal saya adalah tulang punggung keluarga,” ujarnya dengan nada cemas.
Masyarakat berharap Pemerintah Kabupaten Garut segera turun tangan mengatasi kelangkaan tabung gas 3 kg bersubsidi agar kebutuhan rumah tangga dan usaha kecil tetap berjalan lancar.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kabupaten Garut, Ridwan Efendi, saat dihubungi hariangarutnews belum bisa dikonfirmasi. (*)