HARIANGARUTNEWS.COM – Dampak gempa bumi pada Rabu (18/09/2024) lalu, menimbulkan kerusakan pada bangunan pemukiman warga dan fasilitas umum lainnya di wilayah Kecamatan Pasirwangi dan beberapa kecamatan lainnya di Kabupaten Garut. Ribuan warga masyarakat menjadi korban gempa dan harus dilakukan evakuasi.
Seperti halnya di Desa Padaawas Pasirwangi, ada 481 Kepala Keluarga (KK), 1780 jiwa terdiri dari ibu hamil dan menyusui, balita, usia remaja, dewasa dan lansia, yang memerlukan penanganan pihak pemerintah. Hal ini disampaikan Kepala Desa (Kades) Padaawas Cucu Suryana kepada hariangarutnews.com, Sabtu (21/09/2024).
Dalam pelaksanaan penanganan, Kades Cucu merasa kecewa dengan sistem bantuan tanggap darurat bencana yang tidak sesuai mekanisme dari awal. Seharusnya, kata dia, semua bantuan terpusat di posko utama yang berada di kantor kecamatan.
“Ini malah terpusat di salah satu desa, saya mau ada pemerataan sesuai kebutuhan masing-masing desa. Tentunya warga korban terdampak ini sama membutuhkan bantuan kebutuhan sehari. Makanan, obat dan lainnya. Ini mohon pihak terkait bisa memperhatikan, kasihan warga,” ujar Kades Cucu.
Cucu menjelaskan, beberapa kebutuhan yang diperlukan warga diantaranya, susu, obat-obatan dan vitamin, pamper/pembalut, makanan siap saji atau makanan ringan, sembako, alat mandi dan alat tidur.
“Mudah-mudahan ini bisa segera ditangani dan warga korban terdampak bisa kembali menjadi kehidupan sehari-hari secara normal,” harap Cucu.
Diberitakan sebelumnya, Pj. Bupati Garut, Barnas Adjidin, meninjau langsung rumah-rumah warga yang terdampak gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 4.9 di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, pada Rabu (18/9/2024). Beberapa rumah mengalami kerusakan berat dan tidak layak huni.
Menurut Barnas, penanganan harus dilakukan secara cepat, tepat dan tuntas untuk memastikan keselamatan warga. Beberapa rumah sudah tidak aman untuk dihuni. Pihaknya bersama TNI, Polri, dan masyarakat, akan segera menangani persoalan ini. Fase tanggap darurat menjadi prioritas agar warga aman dari ancaman lebih lanjut. (MAS)