Pj. Bupati Garut Tinjau Rumah Terdampak Gempa, Kadis Kesehatan Sebut Tujuh Orang Terluka

FOKUS1,680 views

“Masyarakat itu harus aman dulu, jangan sampai masyarakat tinggal di tempat yang rawan terhadap rumah-rumah yang rusak,” tegas Barnas.

Barnas juga menginstruksikan selama 14 hari tanggap darurat agar segera didirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan warga terdampak. Selain itu, ia berharap pemerintah daerah dapat mendirikan shelter sementara bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal.

Selama masa tanggap darurat, tegas Pj. Bupati, distribusi bantuan harus terkoordinasi dengan baik, dan bantuan yang dibutuhkan segera disalurkan, seperti air minum dan bahan pangan dasar lainnya.

“Kalau nanti disaat-saat sedang tanggap darurat ada bantuan ini saya minta tersentral, jangan sampai nanti diterima terus gak jelas, saya ingin ada kejelasan dan saya akan melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan SOP (standar operational procedure) yang ada,” tegasnya.

Terkait perbaikan rumah, pemerintah akan melakukan asesmen untuk menentukan besaran bantuan yang akan diberikan. Pihaknya, kata Barnas, akan bekerja sama dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk memastikan penanganan bencana ini berjalan dengan jelas, tepat, dan akurat.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut

“Sehingga mana yang bisa dilakukan oleh provinsi, mana yang Pusat, mana yang oleh Kabupaten, jadi jangan sampai nanti nggak jelas gitu, karena ini semuanya kalau bencana itu harus jelas, tepat, akurat,” imbuh Barnas.

Barnas menambahkan, banyaknya rumah yang mengalami kerusakan disebabkan karena rumah-rumah tadi berada dekat dengan epicentrum gempa. Ia kembali menegaskan agar penanganan terhadap para penyintas bencana gempa ini bisa dilakukan secara cepat, tepat, dan tuntas, sehingga dampak akibat kejadian ini tidak meluas.

“Jadi bahu-membahulah semuanya ya sehingga permasalahan yang dihadapi kita hadapi ini segera selesai,” tandasnya.

Pj. Bupati Garut juga menekankan pentingnya penerapan mitigasi bencana dalam pembangunan rumah untuk mengurangi risiko kerusakan.

“Saya lihat banyak rumah yang nggak pakai besi, itu pasti mudah rubuh, kedua jangan di tempat yang bahaya seperti di lereng-lereng, terus tiap rumah harus ada tanaman yang kuat,” ujar Barnas, di sela-sela peninjauan di Kecamatan Pasirwangi, Rabu malam (18/9/2024)

Ia juga menambahkan bahwa gempa susulan yang terjadi hingga lima kali turut menyebabkan kerusakan pada rumah warga dan fasilitas umum. Barnas menegaskan bahwa penanganan bencana harus segera dilakukan tanpa berlarut-larut, agar masyarakat dapat kembali menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti bekerja dan bertani.

“Yang tentu nanti ini harus dirapatkan secara benar, tapi tidak lama saya itu tidak mau lama, jadi harus cepat kira-kira apa yang bisa dilakukan, jangan sampai berlarut-larut karena kan orang akan makan, orang harus berusaha, jangan karena ada bencana dia itu putus kerja atau bertani,” ucapnya.

Barnas juga menyoroti pentingnya edukasi terkait mitigasi bencana yang perlu dilakukan di saat kondisi normal. Edukasi ini mencakup langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi bencana serta penerapan struktur dan model bangunan yang kuat.

“Saya melihat rumah yang menggunakan struktur baik tidak rusak, sedangkan rumah yang strukturnya lemah mengalami kerusakan. Masyarakat juga harus memahami cara evakuasi yang benar jika terjadi gempa, termasuk mengetahui titik kumpul,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, dr. Leli Yuliani, melaporkan bahwa tujuh orang penyintas bencana telah mendapatkan perawatan medis di Puskesmas setempat. Dari tujuh penyintas tersebut, enam di antaranya berasal dari Kecamatan Pasirwangi dengan lima orang mengalami luka robek dan satu orang mengalami sesak napas, sedangkan satu korban lainnya berasal dari Kecamatan Tarogong Kaler dengan cedera di kepala. Pihaknya pun terus melakukan pemantauan kondisi para pasien.

“Kami akan terus melakukan penyisiran untuk memastikan kesehatan para korban dan memberikan bantuan sosial,” ujar dr. Leli. (*)