Oleh : Igie N. Rukmana, S.Kom | Pimpinan Redaksi Harian Garut News
HARIANGARUTNEWS.COM – Di tengah hiruk-pikuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang sering kali terasa kaku dan formal, tradisi “buka pintu” atau open house muncul sebagai oase hangat yang merangkul siapa saja dengan tangan terbuka.
Adalah kediaman rumah mantan Wakil Bupati Garut dua periode, dr. Helmi Budiman, di Villa Intan, Cluster Guntur No. 20, RT09/RW05, Desa Tarogong, Kecamatan Tarogong Kidul. Sang tuan rumah, baik dr. Helmi Budiman maupun isteri tercintanya dr. Hani Firdiani seolah menegaskan, tidak pernah ada istilah open house karena siapa dan kapan saja tamu bisa berkunjung kesana. Masyarakat bisa hadir dan berinteraksi dalam suasana yang jauh dari kesan formal dan birokratis.
Sosok Helmi Budiman sangat dikagumi oleh masyarakat diberbagai kalangan, karena memiliki banyak sekali keistimewaan salah satunya yaitu wibawa dan kharismatik yang sangat tinggi. Baik sebelum dan jelang Pilkada 2024, ratusan orang setiap hari datang berkunjung ke rumah beliau, masyarakat datang untuk sekedar bersilaturahmi, memberikan dukungan, maupun keperluan lainnya. Biasanya sebelum diterima, dr. Helmi menyuruh makan tamu yang selalu tersedia di meja panjang, yang dihiasi dengan aneka hidangan mulai nasi beserta lauk pauk, kopi Garut maupun kue-kue tradisional.
Sudah menjadi kebiasaan, saat menjabat menjadi anggota DPRD Kabupaten Garut atau Wakil Bupati Garut, dr. Helmi kerap menjamu tamu dan menggelar pertemuan di rumahnya. Hal ini merupakan sebuah upaya tulus untuk menjalin silaturahmi dan memperkuat jalinan sosial yang mungkin canggung oleh dinding birokrasi.
Tidak seperti kebanyakan rumah-rumah para tokoh atau pejabat publik lainnya yang tertutup pagar, tempat tinggal dr. Helmi dan dr. Hani yang tanpa pagar merupakan simbol dari keterbukaan dan transparansi pribadi tuan rumah terhadap semua tamu yang datang.
Disini, sepanjang ada di rumahnya, masyarakat dari berbagai lapisan sosial dapat bertemu langsung dengan tuan rumah. Berbicara tentang berbagai hal, bahkan sekadar menyampaikan keluhan atau masukan secara langsung tanpa hambatan protokoler yang kaku. Kehadiran tamu yang datang kerap menunjukkan adanya itikad baik untuk mendekatkan diri satu sama lain.
Masyarakat yang datang beraneka ragam, dari yang muda hingga tua, dari berbagai elemen dan organisasi, berkumpul untuk bercengkrama sambil menikmati hidangan. Suasana hangat dan ramah ini menciptakan momen-momen yang mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan.
Dalam konteks yang lebih luas, “Someah”nya calon Bupati Garut 2024-2029 ini berfungsi sebagai media untuk mengikis batas-batas sosial dan hierarkis yang mungkin tercipta antara calon Kepala Daerah dan masyarakat. Kehadiran dalam suasana yang lebih santai dan informal memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melihat sosok Helmi tidak hanya sebagai pengambil keputusan yang jauh di atas menara gading, tetapi juga sebagai individu yang humanis, peduli dan mau mendengarkan.
Ini adalah waktu di mana masyarakat dapat merasa didengar, dan dapat menyampaikan harapan program-program secara langsung, tentunya untuk meminimalisir miskomunikasi. Disela-sela kesibukan yang luar biasa padat, Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Garut ini berbaur dan mendengar langsung suara-suara dari bawah. Dialog seperti ini sering kali lebih membekas dan memberikan insight berharga yang mungkin tidak sempat tersampaikan.
Kompetisi Pilkada 2024 sudah ditabuh, Hani Firdiani, seorang isteri yang energik dan familiar sangat memahami kebutuhan suami, Ia sudah memainkan peran penting dalam memupuk rasa kebersamaan dan toleransi di tengah masyarakat Garut yang majemuk. Saat masyarakat dari berbagai latar belakang berkumpul di rumahnya, mereka menikmati hidangan yang sama, dan berbincang tentang berbagai hal, perbedaan yang ada seakan larut dalam suasana kebersamaan.
Kebijakan dan inisiatif yang diperkenalkan atau disosialisasikan dalam suasana juga cenderung diterima dengan lebih terbuka. Masyarakat pendukung Helmi-Yudi merasa memiliki kesempatan untuk memberikan feedback langsung dan melihat bahwa masukan mereka dihargai. Dengan demikian, kepercayaan terhadap dukungan pun meningkat, karena tamu merasa dilibatkan dalam tujuan-tujuan yang dibingkai dalam harmonisasi.
Harapan-harapan pengurus PKS-PPP bersama relawan Helmi-Yudi akan masa depan yang lebih cerah dan inklusif semakin terbuka. Dengan terus memelihara komunikasi dan hubungan baik antara Calon Bupati Garut-Wakil Bupati Garut dengan pendukung, ini akan membangun fondasi yang kokoh untuk menghadapi berbagai isu yang mungkin timbul.
Rasa saling percaya dan pengertian yang ditumbuhkan melalui momen-momen seperti itu adalah modal berharga dalam merajut harmoni Pilkada 2024. Keleluasaan dan kebersahajaan bisa dengan mudah bertemu Calon Bupati Garut bukan hanya tentang pintu yang terbuka secara fisik, tetapi juga simbol dari hati dan pikiran seorang Helmi yang senantiasa terbuka.
Disini, nilai-nilai keakraban dan kebersamaan dipraktikkan secara nyata oleh Ali dan Fatimah pada abad kontemporer saat ini, yang senantiasa saling bahu dalam menegakkan tiang kehidupan rumah tangga dilandaskan pada hubungan cinta kasih, tolong menolong, kerja sama, dan saling menghormati.
Pintu tanpa pagar untuk mempersilahkan siapapun melakukan kunjungan bukanlah sebuah pencitraan, namun kebiasan yang terjadi jauh sebelum dr. Helmi dan dr. Hani menjadi sebagai figur seorang pejabat. Sebuah langkah kecil yang membawa dampak besar dalam perjalanan panjang menuju Pilkada 2024. (*)