Kunjungi Pusara Pahlawan Asal Korsel dan Jepang, Ketua Kwarcab Garut : Mereka Diislamkan oleh Raden Djajadiwangsa

FOKUS1,587 views

“Dia adalah Yang Chil Seong alias Yang Chil Sung, alias Yanagawa Shichise, yang oleh warga Garut pada masanya, lebih dikenal dengan nama Komarudin. Dia punya kemampuan lebih dibanding asisten tentara. Dia bisa merakit ranjau, punya kemampuan berbahasa yang bagus. Termasuk bahasa Jepang dan Indonesia,” ungkap Helmi saat mengunjungi pusara para pahlawan kemerdekaan.

Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Garut, dr. Helmi Budiman, usai berdoa diatas pusara Komarudin, Abubakar dan Usman.

Menurut sejarah, kata Helmi, tahun 1946, pasukan ini dilaporkan terlibat perang dengan Pasukan Pangeran Papak. Namun, dalam perang itu, mereka dilaporkan tidak terlalu melawan dan akhirnya ditawan oleh Pasukan Pangeran Papak.

Aoki dan anak buahnya, lanjut Helmi, termasuk Yang Chil Sung, kemudian dibawa ke Wanaraja dan ditahan. Di antara para tawanan ini, ada Aoki dan Katsuo Hasegawa dari Jepang, kemudian Yang Chil Sung serta satu rekannya dari Korea Selatan, Guk Jae Man.

“Mereka kemudian dibawa ke hadapan seorang tokoh agama di wilayah Wanaraja, bernama Raden Djajadiwangsa dan kemudian diislamkan. Aoki diberi nama baru Abubakar. Hasegawa menjadi Usman, Yang Chil Sung jadi Komarudin, serta Guk Jae Man sebagai Soebardjo,” tandas Calon Bupati Garut 2024-2029 ini.

Helmi Budiman mengatakan, melalui momen tersebut, dirinya mengingatkan sekaligus mengajak para generasi muda di Kabupaten Garut agar tidak melupakan sejarah dan menghormati para pahlawan yang telah berjasa untuk bangsa dan negara.

“Dengan rutin berziarah ke makam pahlawan dan membaca sekaligus menggali sejarah para pahlawan nasional, kita bisa memetik pelajaran dan hikmah dari perjuangan mereka, semangat pahlawan untuk masa depan bangsa,” pungkasnya. (*)