
Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana, Jendi Akbar Solehan, menekankan pentingnya pelatihan keterampilan Sastra dan Jurnalistik sebagai bekal siswa-siswi dimasa kini. Menurut Jendi, diera dunia digital sekarang ini, pembaca berita kini tidak perlu menunggu lama untuk mengakses informasi.
“Acara ini diinisiasi dan diadakan karena beberapa hal, yang pertama kita melihat perubahan yang sangat pesat di dunia jurnalisme. Orang tidak perlu menunggu satu hari untuk membaca berita. Kecepatan berita kini bisa per menit per detik per jam,” ujar Jendi.

Kendati demikian, masih menurut Jendi, perubahan dalam dunia jurnalisme juga membawa sejumlah konsekuensi negatif. Pelatihan ini memberikan Pendidikan tambahan bagi siswa dan sebagai ajang bahwa pendidikan itu harus dipraktikkan.
“Saat ini semua orang bisa menjadi wartawan. Mengupload berita di medsos, membuat pengaruh dan sebagainya, sehingga media-media mainstream tidak lagi menjadi acuan utama. Tetapi ada pengaruh yang tidak baik, misalnya munculnya banyak hoax dan munculnya berita-berita yang secara jurnalistik nilainya agak kurang,” pungkas Ketua Pelaksana.

Sementara dalam pemaparan materinya, Taufik Rahman, S.Sos, menyinggung tentang efek yang ditimbulkan oleh sastra dalam melestarikan budaya, yang kemudian komunikasi menjadi media penting untuk menyalurkan keharmonisan antara dua unsur tersebut. Inspirasi, kata Dia, tidak bisa datang dengan sendirinya, maka harus ada usaha untuk menjemputnya agar tercipta insipirasi dalam menulis.
“Pada umumnya, kita semua meyakini bahwa karya tulis mampu menunjukkan fungsi khasnya sebagai refleksi kehidupan sosial budaya, dan sekaligus mencerminkan hubungan timbal balik antara kehidupan kultural penulis dan kenyataan sosial yang selalu ada proses komunikasi sehingga keberadaan karya tulis tidak mungkin dapat dipahami jika dipisahkan dengan lingkup kebudayaan dan komunikasi,” papar Taufik.
Ia menuturkan, saat ini berita yang memuat unsur 5W + 1H tidaklah cukup. Berita harus memuat dan mengurai makna dalam sebuah peristiwa. Taufik juga menyoroti pentingnya peran media dalam mengembangkan citra sekolah serta kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara efektif. Ia juga berbicara tentang era digital saat ini dan bagaimana tulisan dan konten dapat meninggalkan jejak yang berharga dalam sejarah.
“Penting menulis dengan baik dan memberikan nilai pada setiap tulisan. Tulisan yang baik memiliki potensi untuk membawa pesan, merangkai rancangan masa depan, dan bahkan menjadi pelajaran berharga bagi generasi mendatang. Tulisan itu akan membawa sebuah nilai untuk mengungkapkan rancangan untuk ke depan, atau bisa menjadi pelajaran sejarah masa lampau sehingga dapat dipelajari oleh anak cucu kita,” tukas Taufik Rahman.
Dalam kesempatannya, Kepala MA Al-Ittihaad, Luthfi Abdurrahman, S.Pd, berharap bahwa pelatihan jurnalistik ini akan memberikan wawasan baru, keterampilan berharga, dan inspirasi bagi para peserta dalam menjelajahi dunia jurnalistik dan media sekolah.
“Semoga acara ini menjadi langkah awal yang menginspirasi lahirnya generasi muda yang terampil dalam berkomunikasi dan berbagi cerita melalui media,” pungkas Luthfi. (*)