Janda Lansia Warga Banyuresmi Garut Ini Bertahun-tahun Hidup di Gubuk Reyot, Warga Minta Pemkab Turun Tangan

HARIANGARUTNEWS.COM – Permasalahan pengentasan kemiskinan terus menjadi target pemerintah pusat, provinsi dan daerah untuk menyelesaikannya. Namun memang tak semudah membalikan telapak tangan. Pemerintah perlu kerja keras, bagaimana agar masalah kemiskinan ini bisa diatasi dengan baik. Perlu proses dan upaya yang serius agar masalah kemiskinan ini bisa diatasi.

Berbagai macam program dan cara pemerintah untuk menangani masalah kemiskinan. Mulai dari dikucurkannya bantuan sosial (bansos) untuk bantuan pemulihan ekonomi melalui permodalan bagi masyarakat kecil pelaku UMKM, bantuan pangan dan kesehatan dengan adanya Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), program stunting, bantuan pendidikan, bantuan program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dan banyak lagi yang lainnya.

Namun memang, semua itu tidak serta merta masalah kemiskinan selesai. Masih banyak warga masyarakat di bawah garis kemiskinan yang belum terakomodir oleh program pemerintah, bahkan ada kesan terabaikan atau belum tersentuh oleh pemerintah secara nyata dan terasa.

Seperti halnya warga Kampung Dangdeur Desa Dangdeur Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut, yang bertahun-tahun hidup di rumah yang bisa dikatakan gubuk. Melihat kondisi bangunannya yang sangat tidak layak huni, pengap dan sempit jauh dari kata sehat, karena kondisi bangunan gubuk yang sempit dan hampir ambruk ini, dihuni oleh 7 orang.

Rohati (65), warga Kampung Dangdeur Desa Dangdeur Kecamatan Banyuresmi ini merupakan janda lansia yang terpaksa bekerja serabutan untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Rohati bersama anak dan cucunya berharap kepada pemerintah ingin memiliki rumah yang layak huni. Rohati mengaku, ia tinggal di gubuk reyot yang sempit tersebut bersama anaknya Gugun dan Lilis yang berstatus janda,, kemudian tiga orang cucunya.

“Kami berharap ada keseriusan dari pemerintah daerah khususnya Dinas Perkim Garut untuk turun meninjau rumah Bu Rohati. Kasihan, rumahnya sudah reyot mau ambruk,” ujar Silvi, tetangga sekaligus kerabat Rohati.

Silvi mengungkapkan keprihatinannya dengan kondisi Rohati yang bertahun-tahun diam di rumah yang bisa dikatakan mau ambruk tersebut. Melihat kondisi kesehariannya bekerja serabutan tak menentu, kata Silvi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut harus segera turun tangan memperbaiki rumah Rohati agar menjadi rumah yang layak huni.

“Kerja serabutan hanya bisa buat makan sehari-hari, itu pun kalau ada yang nyuruh kerja. Makanya, mereka tak bisa atau tak punya biaya untuk memperbaiki rumah. Sudah seharusnya dan memang layak Bu Rohati ini dibantu pemerintah. Dinas Perkim, Dinas Sosial atau para anggota Dewan, tolonglah turun lapangan, tinjau lokasi rumah Bu Rohati,” pungkas Silvi. (Cepi S)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *