Pasangan Helmi Budiman di Pilkada Garut

FOKUS1,847 views

Oleh : Tata Ansorie, S.Kom | Pimpinan Umum Harian Garut News

HARIANGARUTNEWSCOM – informasi paling update terkini adalah terbentuknya Koalisi Garut Bersatu (KGB) yang diinisiasi oleh partai Golkar. Koalisi yang sudah terbentuk terdiri dari 4 partai politik, yakni Golkar, Gerindra, PAN dan Demokrat. Golkar pun seperti dikatakan Ketua Tim Penjaringan, Deden Sopian, koalisi ini dibentuk untuk menghilangkan polarisasi yang terjadi pasca Pilpres kemarin.

Katanya, koalisi dibentuk sebagai semangat kedaerahan untuk kemajuan kabupaten Garut, sehingga masih berupaya mengajak partai lain untuk bergabung. Pihaknya telah melakukan komunikasi dengan partai diluar yang sudah bergabung.

Ada-ada saja cara berpolitiknya, cukup mudah dibaca seakan melakukan spekulasi untuk merebut kekuasaan ini. Bayangkan saja, jika seluruh partai di Garut bergabung maka hanya akan ada satu pasangan calon yang didaftarkan. Tentu ini tidak mungkin karena dalam aturan pilkada tidak bisa kontestannya hanya satu pasangan yang daftar. Mengingat kandidat dari perseorangan seluruhnya telah ditolak KPU.

Kemudian dalam pembentukan koalisi tersebut, Golkar tetap memasang calon bupati dari partainya. Artinya partai lain yang telah bergabung di KGB seakan hanya menyiapkan calon wakil bupati saja. Koalisi ini secara tidak langsung akan banyak menyingkirkan para calon bupati yang telah mendaftar. Seperti Dudung, Agus Supriadi yang sudah mendaftar ke Demokrat.

Belum lagi sejumlah calon yang mendaftar ke PAN dan Gerindra, termasuk calon-calon yang mendaftat ke Golkar sendiri, setidaknya 4 orang dari 5 pendaftar harus terdegradasi.

Jika melihat komposisi koalisi yang ada di KGB, nampaknya merupakan lanjutan dari koalisi pilpres yang sudah digelar kemarin. Hal ini tentunya menguatkan rumor ketika kandidat Putri Karlina harus dicoret dari keanggotaan Gerindra yang belum lama KTA nya dibuat dan disebutkan agar Gerindra jangan berkoalisi dengan PKS, rumornya perintah pucuk pimpinan dari atas (DPP). Putri sendiri digadang-gadang akan dipasangkan dengan dr. Helmi Budiman, artinya Gerindra – PKS

Tentu saja, apa yang disebutkan Deden Sopian bahwa dibentuknya KGB untuk menghilangkan polarisasi malah sebaliknya ini terlihat merupakan melanjutkan polarisasi, karena partai yang telah bergabung merupakan partai koalisi di pilpres.

Dalam hal politik di Garut, berbeda dengan wilayah lain. Riwayat pilkada Garut jumlah kontestannya selalu banyak. Artinya karakteristik orang Garut “Wani Ngadu”, tidak takut lawan kuat atau lemah, yang terpenting bertarung dahulu. Toh setelah selesai bertarung tak ada istilah dendam. Orang Garut mah ‘Teu Kumeok Memeh Dipacok’.

Golkar sendiri diajang pilkada Garut tidak pernah merasakan kemenangan pasca Agus Supriadi memimpin pada pemilihan yang dilakukan anggota dewan Garut pada tahun 2003.

Tiga kali pilkada berturut-tutut 2008,2013,2018, Golkar harus mengakui keunggulan lawannya. Sekalipun demikian, Golkar berjaya di kursi legilslatif di tiga periode pula.

Infonya, Golkar menargetkan untuk memenangkan pilkada di 16 kabupaten di Jawa Barat, salahsatunya kabupaten Garut. Tentunya tidak semudah itu, sekalipun suara Golkar di pileg memperoleh suara terbesar, tetapi tidak bisa menjamin dapat mendongkrak dalam pilkada, karena pileg lebih kepada pilihan personal caleg, bukan karena melulu partai politiknya.

Bagaimana dengan Gerindra ?. Semula banyak pihak yang menilai akan melakukan hattrick berkoalisi dengan PKS dan Nasdem. Dua periode menggawangi pemerintahan Garut dan dikira akan dilanjutkan koalisi di pilkada ini.

Sekalipun pemenang pilpres, namun Gerindra Garut minus ketokohan kader. Sehingga cukup kesulitan dalam mengusung kadernya untuk maju dikontestasi pilkada ini, sekalipun ada sepertinya terkesan dipaksakan. Hanya nama Deden Galih yang muncul kepermukaan.

Gerindra dan Golkar yang kemungkinan akan mengusung cabup dan cawabunya, sementara koalisi di dalamnya yakni Demokrat dan PAN harus menerima sebagai partai pendukung.

Yang menarik adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ketua DPD-nya dr. Helmi Budiman bak primadona yang ditunggu sepak terjangnya. Ia bisa disebut tokoh politik senior PKS yang sedang bersinar di dekade ini. Salahsatu pendiri partai di Garut tahun 1999, menjadi anggota dewan 2009 dan wakil bupati dua periode. Tentu sudah mengenyam asam garamnya sebagai politisi. Dirinya sudah khatam, sangat memahami bagaimana menghadapi pilkada.

Sebagai ketua DPD PKS yang diusung partainya untuk mencalonkan sebagai bupati Garut, Helmi Budiman tentunya sudah melakukan komunikasi dengan partai lain termasuk dengan para kandidat yang mencalonkan diri.

Dirinya tak pilih-pilih dengan siapa harus berpasangan, terpenting sama-sama memiliki integtitas untuk membangun Garut.

Kembali pada terbentuknya Koalisi Garut Bersatu. Apakah benar koalisi tersebut akan konsisten bertahan hingga puncak pilkada yang menyisakan enam bulan lagi. Atau kemungkinan umurnya tak lama karena salahsatu partai koalisi memiliki pandangan lain. Bisa pula partai Golkar sebagai inisiator yang berubah arah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *