HARIANGARUTNEWS.COM – Dalam bahasa Indonesia haters diartikan sebagai para pembenci. Tak mudah untuk meredam kehadiran haters. Mereka sering kali mengusik kehidupan seseorang. Mungkin banyak yang berpikir haters hanya diperuntukkan bagi publik figur saja. Padahal pada kenyataannya, dilingkungan kita sendiri tak sedikit para haters menampakan batang hidungnya.
Haters sering kali melontarkan ujaran kebencian yang menyudutkan. Ada saja hal-hal yang menurut mereka salah dan dijadikan alasan untuk terus mengritik dan membenci. Mereka hanya merasa puas ketika bisa menjatuhkan orang yang dibencinya dengan cara mencaci maki. Hal ini tentu merupakan sifat tercela yang tak patut untuk ditiru. Ironisnya, mereka akan menikammu dari belakang dan kemudian bertanya mengapa kamu berdarah?
Kata-kata menghina, menghujat, meremehkan atau kalimat yang sengaja diucapkan untuk merendahkan orang lain memang hal yang tak sepantasnya ada. Namun kenyataannya, hal itu banyak ditemukan. Orang baik tak seharusnya membalas kejahatan yang ditimpakan padanya, diam dan tersenyum adalah jawaban terbaik bagi celaan orang yang memang caranya untuk berbahagia adalah menghina.
Sebuah pepatah pernah mengatakan, “Tuhan Maha Adil, karma tak pernah berjalan sendiri, ia selalu berjalan di belakangmu, menunggu waktu yang tepat untuk menyadarkanmu”. Pun ketika engkau dihina, dicaci dan direndahkan, kemudian engkau lebih memilih diam sembari tersenyum daripada membalas perbuatan itu, maka yakinlah bahwa pertanda sebentar lagi kamu akan ditinggikan, Tuhan Yang Maha Kuasa akan segera mengangkat derajatmu.
Mengutip kata-kata Umar Bin Khattab, orang yang suka menghina orang lain, sejatinya dia yang sedang terhina. Merendahkan orang lain tidak membuat kita lebih tinggi, justru menistakan diri sendiri. Ada waktunya bahwa seseorang yang terlalu banyak bicara omong kosong dan menghina orang yang tidak mempunyai salah padanya akan termakan omongannya yang keterlaluan. Perlukah merasa kecil hati dan malu dihina? Orang yang dihina itu sebenarnya memungut pahala percuma tanpa perlu bersusah payah.
Ketika hinaan tersebut kalian terima, berusahalah menghadapi dengan kepala dingin menjadi cara terbaik yang bisa dilakukan meskipun ada perasaan ingin membalas hinaannya. Jika kalian tengah berada pada situasi ini, tetap jangan pernah melakukan balasan. Percayalah, saat kamu mampu memaafkan dan tersenyum kepada orang yang telah menyakitimu, yang kerap mengeluarkan omongan atau ketikan yang menusuk, kamu memastikan bahwa dirimu lebih baik darinya.
Agama mengajarkan bagaimana kita sabar untuk menghadapi orang-orang yang membenci kita. Lakukan hal tersebut dan rasakan betapa tentramnya hidupmu. Tidak perlu marah-marah dan stres menghadapi penggunjing, cukup lemparkan senyuman dan lapangkan dadamu untuk menerima setiap hal negatif yang mereka hasilkan. Jadi, jangan menjadi pribadi yang tidak sabaran ketika menghadapi spesies manusia pembenci seperti ini, jadilah seorang pribadi yang besar dan bijak. Jangan lupa untuk mendoakan mereka supaya bisa intropeksi, sadar dan bertaubat. (*)