“Tentu saya ingin ada percepatan, ini masyarakat ini juga ingin cepat mendapatkan kualitas pelayanan publik yang baik, jadi jalan ini sudah dibangun pada tahun 2015 dan sekarang kan sudah jelek. Masyarakat minta pelebaran jalan yang menuju ke Cihurip, dan kita masih ada 3 kilometer lagi dari Cisangkal menuju ke Jatisari,” ucap Rudy.
Rudy menjelaskan bahwa hari ini dirinya akan mengunjungi rute sepanjang hampir 24 km untuk melakukan pengecekan, mulai dari Jatisari Kecamatan Cisompet, lalu ke Kecamatan Peundeuy, dan ke Sagara di Kecamatan Cibalong.
“Untuk menyiapkan perbaikan infrastruktur sekitar Rp170 miliar sekarang ini dari DAU ya,” ucapnya.
Namun, Bupati Garut juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap kinerja konsultan perencanaan yang tidak memasukkan unsur wiremash (baja tulangan) pada beberapa jalan dengan beban berat. Ia menegaskan bahwa ini adalah kesalahan perencanaan dari PUPR yang harus diperbaiki di masa depan.
“Ini adalah kesalahan perencanaan dari PUPR, kita perbaiki ke depan, ini bukan kesalahan pemborong kalau memang di dalam speknya tidak ada, ini kesalahan daripada perencana,” tuturnya.
Pihaknya ingin memastikan bahwa pembangunan jalan ini tidak hanya cepat, tetapi juga berkualitas sehingga tidak mudah rusak.
Bupati Garut menekankan pentingnya kerja sama yang baik antara pihak-pihak terlibat dalam proyek ini, termasuk pemerintah daerah, kontraktor, dan konsultan perencanaan. Dengan tujuan akhir agar masyarakat dapat menikmati jalan yang baik dan tahan lama.
Dirinya ingin memastikan bahwa pemborong tidak hanya fokus pada penawaran harga terendah, tetapi juga pada kualitas. Untuk itu peran ULP-ULP di Garut dipromosikan dalam jabatan di kecamatan agar dapat lebih terlibat dalam pengawasan dan pelaksanaan proyek di wilayah selatan Garut Selatan.
“Karena di Garut ini bahwa pemborong itu asal menang saja, mau jumping harganya 10% juga atau 15% juga nggak ada masalah, ini makanya ULP-ULP di Garut oleh kita dipromosikan lah menjadi kasi-kasi kecamatan di Garut Selatan ya,” tandasnya.