Oleh : Inda Nugraha Hidayat (Penggagas Saungkara Garut)
HARIANGARUTNEWS.COM – Bahasa Sunda adalah identitas budaya masyarakat Sunda. Ciri khas yang bisa membedakan orang Sunda dari suku atau bangsa lain. Bahasa Sunda merupakan warisan budaya yang kaya akan nilai kearifan. Maka eksistensinya harus terus dijaga, dipelihara, dikembangkan, dan dimanfaatkan agar bisa mengimbangi perkembangan dan kemajuan zaman.
Kenyataannya, semakin hari penutur Bahasa Sunda cenderung semakin menurun, terutama di kalangan generasi muda, para remaja dan anak-anak, yang sudah semakin akrab dengan pergaulan maya di media sosial, permainan daring, tontonan daring, dan sebagainya.
Jangankan untuk bertutur kata dengan bahasa Sunda, bahkan untuk berkomunikasi secara langsung pun, banyak di antara generasi muda kita yang sudah kesulitan. Barangkali ini adalah efek dari saking terlalu asyiknya mereka bermain di dunia maya, hingga sedikit lupa dengan dunia nyata.
“Basa téh cicirén Bangsa.
Leungit basana, leungit budayana. Budaya ilang, bangsa ngahiang”
Sebagai aksi nyata kepedulian akan eksitensi bahasa Sunda, Komunitas Seni Bertutur Saungkara Garut akan menggelar Festival Seni Bertutur dalam bahasa Sunda, bertajuk Saungkara Mitutur.
Festival ini diharapkan bisa menjadi salah satu upaya untuk menjaga agar para penutur bahasa Sunda, bisa terus mengenal dan menggunakan bahasa leluhurnya itu. Seni bertutur sendiri adalah seni berkata-kata, yakni seni menyampaikan pesan melalui upaya merangkai kata-kata dengan gaya tertentu. Termasuk di dalamnya antara lain ngadongéng (bercerita), biantara (pidato), maca sajak (membaca puisi), borangan (standup comedy), dan lain-lain.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya menjaga, memelihara dan memanfaatkan bahasa, sastra, dan budaya sunda, serta sebagai ajang ekspresi, apresiasi dan evaluasi keterampilan seni bertutur para guru dan murid sekolah dasar dan atau yang sederajat dalam bahasa Sunda.
Kegiatan yang akan digelar pada tanggal 5-6 Agustus 2023 ini memiliki dua agenda utama, yakni Pasanggiri dan Pelatihan Seni Bertutur. Pasanggiri yang diperuntukan bagi guru dan murid SD/sederajat ini terdiri atas empat mata lomba, yakni Maca Sajak, Ngadongeng, Biantara, dan Borangan. Sedangkan pelatihan hanya diperuntukan bagi guru SD/sederajat, dengan instruktur para professional di bidangnya, seperti Iman Sholeh, Wanda Urban, Darpan, dan Inda Enha.
Dari setiap kategori dan bidang lomba akan dipilih 3 juara utama dan dua juara harapan, yang akan mendapatkan hadiah berupa piala, sertifikat, dan uang pembinaan yang totalnya mencapai jutaan rupiah.
Pendaftaran peserta, dilakukan secara daring melalui tautan https://bit.ly/SaungkaraMituturGuru (Kategori Guru) dan https://bit.ly/SaungkaraMituturMurid (kategori Murid). Informasi lengkap bisa dipelajari pada Juklan&Juknis Saungkara Mitutur yang bisa diunduh melalui tautan https://bit.ly/JuklakSauMi2023
Mengenal Saungkara
Saungkara merupakan akronim dari saung ungkara atau bisa diartikan sebagai saung kata-kata, yakni semacam tempat serupa saung yang terbuka bagi siapapun yang tertarik untuk belajar, berlatih, dan berkarya dalam seni bertutur atau berkata-kata seperti mendongeng, membaca sajak, biantara (pidato), borangan (melucu), panumbu catur (MC), dan sebagainya.
Saungkara lahir dari kegelisahan dan kekhawatiran akan semakin berkurangnya minat dan keterampilan generasi muda Garut pada seni bertutur terutama dalam bahasa Sunda. Hal ini ditandai antara lain dengan semakin lemahnya kemampuan anak-anak muda dalam berkomukasi baik dengan teman sebayanya, terlebih dengan orang yang lebih dewasa.
Saungkara digagas dan dimotori oleh Inda Nugraha Hidayat, seorang pengajar yang juga penulis, penggiat sastra dan drama, penggiat seni dan budaya, MC Profesional, Voice Over Talent, dan aktivitas lainnya.
Dalam beberapa tahun terahir, Saungkara telah turut mengharumkan nama Garut dengan mengantarkan anak-anak asuhannya meraih prestasi dalam berbagai ajang lomba, di tingkat kabupaten hingga provinsi.
Untuk menyebut beberapa nama, antara lain ada Maula Kendra El-Farizi (SD Muhammadiyah 5 Garut) Juara 2 Lomba Maca Sajak Sunda pada FTBI jenjang SD tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2021, Kafiya (SDN Regol 7 Garut) Juara 1 Lomba Borangan pada FTBI jenjang SD tingkat Provinsi Jawa Barat, tahun 2022, Auliya (SDN Cikedokan 2) Juara 1 Maca Sajak Sunda FTBI jenjang SD tingkat Kabupaten Garut, serta yang terbaru, tiga anak asuh Saungkara berhasil merebut Juara 1, 2, dan 3 pada Lomba Baca Puisi di IPI Garut. (*)