Bertemakan “Kegagalan Tranformasi Gerakan KAMMI”, Keluarga Alumni di Garut Ini Gelar Kopdar dan Silaturahmi

FOKUS789 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA KAMMI) Kabupaten Garut menggelar Halal Bihalal sekaligus Kopi Darat (Kopdar) serta silaturahmi sesama kader. Kegiatan tersebut merupakan kopdar kedua, yang pertemuan sebelumnya digelar pada bulan ramadhan oleh alumni KAMMI di kalangan internal organisasi. Adapun tema yang diangkat dalam pertemuan ini cukup unik yakni “Kegagalan Tranformasi Gerakan KAMMI”.

Acara yang berlangsung di Cafe Cascola Jalan Cireunde, Desa Gadog, Kecamatan Karanpawitan pada Sabtu (29/04/2023) ini cukup berjalan seru, peserta yang hadir cukup serius dan larut dalam suasana diskusi terutama pada saat mendengarkan pemaparan dari  masing-masing nara sumber yang begitu dalam pembahasannya serta bermuatan positif. Pada sesi tanya jawab pun peserta sangat aktif dalam bertanya hingga menyampaikan pandangannya terkait seputaran tema diskusi.

Tema yang lebih fokus membahas tentang evaluasi pola pergerakan KAMMI tersebut menghadirkan tokoh muda Garut sebagai pembicara dari kalangan internal KA KAMMI seperti Dr (can) Hendro Sugiarto, SE, M.MKT, mantan ketua KAMMI Garut sekaligus penggiat UMKM, Fatahilah, S.Pd Tokoh Muda Garut selatan, Zezen Zaelani, S.T dari kalangan profesional, Ibnu The Jenggot seniman nasyid reffer, Eidi Rasmawardi, Penggiat Aktivis Anti Aids dan masih banyak kalangan muda lainya

Ibnu The Jenggot dari keluarga alumni KAMMI menuturkan, kegiatan Kopdar ini dilakukan dengan tujuan utama sebagai  upaya membangun silaturahmi seluruh komponen KAMMI dari semua lapisan, baik itu yang  masih menjadi anggota aktif maupun tidak.

“Kita ingin agenda seperti ini selalu dipupuk dan kembangkan agar silaturahmi sesama anggota KAMMI dari semua jenjang angkatan tidak pernah terputus guna mengakomodir seluruh energi positif untuk  kemaslahatan orang banyak,” ujarnya.

Sementara, Hendro mengatakan terkait tema yang diangkat mengenai kegagalan Tranformasi memang sengaja di rancang untuk melakukan otokritik terhadap sepak terjang KAMMI setelah berada di usia 20 tahun dalam melanjutkan ide-ide besar yang menjadi tujuan gerakan KAMMI ke ranah publik dengan menjadikan alumni KAMMI sebagai tolak ukur.

“Terutama dalam hal penempatan posisi strategis di seluruh bidang sebagai sarana kontribusi untuk masyarakat. Sebab apabila tidak di mulai dengan otokritik diri sendiri kita harus memulai dari mana dalam merefleksikan ini semua,” kata Hendro.

Ketua Penyelenggara, Ismal Maulan menuturkan, kegiatan yang bernuansa evaluasi seperti ini perlu dilakukan agar dapat mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan dalam membangun gerakan. Menurut Ia, tema kegagalan itu bukanlah gagal secara menyeluruh namun ada satu dimensi kegagalan yang menjadi fokus perhatian terutama dalam ranah ekspansi ke sektor-sektor strategis public, tetapi pada dimensi lainya seperti intelektualitas anggota, kemampuan bernarasi, idealisme hingga karakter.

Dalam kesempatannya, Eidi Rasmawardi mengatakan, KAMMI sudah berhasil dalam menciptakan generasi muda Indonesia dengan ciri khas berbeda yakni sebagai muslim yang negarawan.

“Kita perlu terus evaluasi dengan tujuan yang membangun agar kedepan apabila generasi kita melakukan sesuatu yang kurang tepat agar tidak ulangi kembali di generasi setelahnya, sebab KAMMi ini organisasi besar dengan visi besar maka perlu orang-orang berjiwa besar pula yang harus berada di dalamnya. Salah satu ciri yaitu dengan lapang dada apabila menerima kritik-kritik yang membangun, untuk tema kegagalan itu hanya satu dimensi yang kita fokuskan untuk diangkat pada diskusi ini, terutama mengukur seberapa banyak alumni KAMMI yang sudah berada di posisi strategis diranah publik sedangkan untuk dimensi yang lain terutama internal kami sudah berhasil, terutama dalam menelurkan generasi terbaik untuk kemajuan Indonesia kedepan,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *